Page 115 - Bidadari-Bidadari Surga-TereLiye
P. 115

www.rajaebookgratis.com





               secepat mobil balap itu bisa melaju ke perkebunan strawberry. Berusaha menepati janji, tiba
               sebelum tengah malam. Apakah Yashinta yang telepon?
               Goughsky. Ternyata yang menelepon WNI keturunan Uzbekistan itu.
               "Yashinta  sudah  ditemukan,  Kak  Dali—"
               Pelan saja Goughsky melapor. Langsung ke pokok pembicaraan. Tapi meski pelan, membuat
               Dalimunte berseru tertahan.
               "Kami  menyebar  belasan  orang  mencarinya.  Menyusuri  jalan  setapak,  memeriksa  lembah,
               sia-sia... Saat kami mulai putus-asa, ia sendiri yang datang ke posko pendakian, dengan kaki
               patah.  Ya  Allah,  andaikata  Kak  Dali  bisa  melihat  energi  sebesar  itu.  Yashinta  memaksa
               kakinya berjalan delapan kilometer, dengan tubuh terluka, pelipis berdarah...."
                   Dalimunte  sudah  tidak  mendengarkan  detail  lagi.  Kabar  adiknya  ditemukan  selamat
               membuatnya lega bukan main. Sejak Ikanuri dan Wibisana mengontak Goughsky tiga puluh
               enam  jam  lalu  dari  Paris,  kecemasan  atas  nasib  Yashinta  meninggi.  Apalagi  dua  rekan
               Yashinta  justru  bingung  saat  tahu  Yashinta  belum  tiba  di  posko  awal  pendakian  Gunung
               Semeru.  Tim  SAR  setempat  diturunkan,  Goughsky  yang  sama  hafalnya  dengan  Yashinta
               jalur pendakian Semeru memimpin pencarian. Siang malam. Menyusuri semua kemungkinan.
               Dua puluh empat jam berlalu, mereka akhirnya menemukan telepon genggam satelit Yashinta
               yang remuk, tapi tidak ada tubuh Yashinta di atas belukar itu. Hanya seekor peregrin dan dua
               ekor bajing yang sibuk memperhatikan.
                   Dan  lima  menit  yang  lalu,  betapa  terkejutnya  Tim  SAR  yang  berjaga  di  posko  awal
               pendakian, Yashinta datang sendiri dengan tubuh luka, tertatih dengan tongkat seadanya di
               tangan. Langsung jatuh pingsan. Goughsky segera meluncur turun. Menghentikan pencarian.
               Menelepon Dalimunte. Melaporkan kondisi terakhir.
               "Yashinta baik-baik saja.... Hanya lelah, terlalu lelah.... Ya Allah, saya tidak tahu apa yang
               sebenarnya  terjadi....  Dia  bertahan  hidup  selama  tiga  puluh  enam  jam  tanpa  air  minum
               sekalipun..."
                   Dalimunte menelan ludahnya. Ketegangan itu mencair. Mamak menatapnya. Ingin tahu
               apa  yang  membuat  wajah  Dalimunte  berubah  sedemikian  rupa.  Juga  Cie  Hui,  Wulan  dan
               Jasmine.
               "Aku akan segera membawa Yashinta pulang ke perkebunan. Sebentar lagi helikopter milik
               Mr dan Mrs Yoko tiba.... Langsung setelah mendapatkan perawatan, Yashinta akan segera
               pulang,  Mr  dan  Mrs  Yoko  mengijinkan  helikopternya  dibawa  ke  Lembah  Lahambay—"
               Goughsky herjanji.
               Menutup pembicaraan.
               Dalimunte menghembuskan nafas lega.
               "Ada apa?" Cie Hui bertanya, memegang lengan suaminya.
               "Yashinta, Yashinta sudah ditemukan — "
               Dalimunte  berbisik  pelan.  Ditemukan?  Cie  Hui  melipat  dahi.  Tidak  mengerti.  Beruntung
               Mamak  tidak  mendengarkan.  Kalau  tidak  akan  timbul  banyak  sekali  pertanyaan.  Karena
               Dalimunte  selalu  bilang  Yashinta  masih  di  perjalanan.  Terlambat  saat  turun  dari  Gunung
               Semeru. Hujan deras disana. Penerbangan juga banyak di cancel. Menutupi fakta kalau sudah
               36 jam tdepon genggam satelit Yashinta putus kontak.
               Beruntung  pula,  sebelum  Mamak  benar-benar  ingin  bertanya,  mendadak  terdengar  suara
               derum mobil di luar.
                   Pintu-pintu yang dibanting. Seruan Bang Jogar.
                   Langkah kaki yang berderak menaiki anak tangga kayu.
                   Dan  sekejap,  Ikanuri  dan  Wibisana  sudah  masuk  ke  dalam  ruangan.  Setengah  berlari.
               Dengan wajah cemas
                   Ikanuri bahkan tidak mempedulikan Dalimunte yang berdiri di depan kamar. Melewati
               Cie  Hui,  Jasmine,  Wulan,  bahkan  Mamak.  Ikanuri  langsung  menghambur  ke  ranjang  Kak
   110   111   112   113   114   115   116   117   118   119   120