Page 119 - Bidadari-Bidadari Surga-TereLiye
P. 119

www.rajaebookgratis.com





                   Mereka sedang berdiri di ramainya gala dinner yang diadakan institusi donor (pemberi
               dana) konservasi alam terbesar dunia. Di convention center salah satu hotel mewah London.
               Sejak bekerja menjadi peneliti lingkungan hidup, Yashinta sering terlibat dalam acara seperti
               ini.  Mencari  pendanaan  untuk  proyek  konservasi  dan  penelitian  flora-fauna  langka  di
               Indonesia. Termasuk minggu-minggu ini saat menghadiri pertemuan aktivis di London.
                   Awalnya  hanya Yashinta  yang  berbicara dengan Mr dan Mrs  Yoko, salah-satu pendiri
               institusi  donor  raksasa  itu,  membicarakan  tentang  konservasi  elang  jawa.  Entah  mengapa,
               pemuda sialan ini, tiba-tiba ikut mendekat, ikut berbicara. Dan entah apa pasalnya mereka
               sudah berdebat soal mutasi genetik virus penyakit mematikan dari hewan liar ke manusia.
               "Aku tahu kalau semua penyakit itu dari hewan liar, tapi bukan berarti mereka penjahatnya!"
               Yashinta  mendesis  sebal.  Siapa  pula  pemuda  ini  yang  mengganggu  rencananya.  Ia  sejak
               kemarin  merencanakan  memberikan proposal konservasi  elang  jawa  itu secara personal ke
               Mr dan Mrs Yoko. Mencari waktu yang tepat. Dan pemuda sialan ini tiba-tiba ikut masuk
               dalam pembicaraan.
               "Well, aku kan tidak bilang mereka penjahatnya. Hanya bilang fakta kalau semua virus itu
               berawal dari hewan liar.. Come on, kau saja yang terlalu mencintai hewan-hewan itu, keras
               kepala, tidak mau mendengarkan kalimat orang lain dengan baik—"
               Goughsky mengangkat bahunya. Tersenyum lebar ke arah Mr dan Mrs Yoko.
                   Dasar penjilat, pemuda ini pasti juga berkepentingan dengan dana dari Mr dan Mrs Yoko,
               mungkin untuk membiayai proyek sialan miliknya. Mencari perhatian di depan pasangan ini.
               Yashinta mengatupkan rahang. Wajah cantiknya memerah.
               "Goughsky benar, my darlingl" Mr Yoko tertawa kecil, menengahi,
               "Kau  memang  terlalu  mencintai  hewan-hewan  itu,  sehingga  selalu  otomatis  bilang  tidak
               untuk fakta yang menjelek-jelekkan mereka. Kau tahu, terlalu mencintai terkadang membuat
               kita berpikir tidak rasional, tidak fair, my dear-"
               "Bukan itu maksudku," Yashinta menjawab cepat berusaha mengendalikan diri,
               "Aku  setuju  kalau  virus  dan  bakteri  itu  berasal  dari  mereka,  tapi  manusialah  yang
               mengganggu keseimbangan alam, mengintervensi mekanisme mutasi virus tersebut dengan
               polusi produk kimia, industri yang berlebihan, perubahan iklim, kerusakan hutan, kapitalisme
               dan sebagainya.... Jadi jelas, bukan hewan-hewan liar itu penjahatnya!"
               "Well,  bukankah  dari  tadi  di  sini  memang  tidak  ada  yang  bilang  hewan-hewan  itu
               penjahatnya?" Goughsky nyengir lebar sekali.
               Mrs Yoko yang sudah beruban tertawa, melambaikan tangan
               "Sudah! Sudah, Goughsky, Jangan diperpanjang lagi. Kau jangan membuat Yashinta marah,
               Goughsky.... Hush! Mari, Yash sayang, kita mengambil sesuatu untuk mengganjal perut. Biar
               perdebatan menyebalkan seperti ini dilanjutkan para pria."
                   Yashinta mendelik ke arah pemuda sialan itu. Berusaha tetap sopan menggandeng Mrs
               Yoko. Melangkah menuju meja hidangan.
               "Kau  mungkin  lupa  namanya,  pemuda  itu  Goughsky,  ayahnya  Uzbekistan,  ibunya  dari
               negaramu, Indonesia.... Haha, dia memang terkadang menjengkelkan seperti itu...."
               "Kalian? Kalian sudah mengenalnya?" Yashinta mengambilkan piring buat Mrs Yoko.
               "Tentu  saja  my  sweetheart,  kemarin  kami  baru  saja  menyetujui  salah  satu  proyek
               penelitiannya. Seratus ribu dollar. Penelitian yang hebat."
               "Kalian? Kalian sudah memutuskan? Sudah memberikan dana itu ke orang lain?" Yashinta
               menelan ludah. Apa yang ia cemaskan tadi terbukti, kan? Pemuda sialan itu akan mengambil
               dana penelitiannya.
               "Kau tetap akan mendapatkan dana konservasimu, sayang. Kami tahun ini memutuskan untuk
               mendanai dua proyek penelitian ekologi sekaligus.
   114   115   116   117   118   119   120   121   122   123   124