Page 102 - Bisikan Ombak - by Suci Harjono
P. 102

“Bagaimana keadaan ketiting papamu?”
               Yossi  mengelengkan kepala.  Setelah menyelesaikan suapan
        terakhirnya, Yossi duduk di depan tivi menjauhi papanya.
               Sutriani mengikuti Yossi dan duduk di sebelahnya.
               “Kenapa, Yoss?”
               “Mama yang sabar, ya. Ketiting papa ngga rusak. Tetapi mesin dan
        yang lainnya tidak ada. Hanya ada dayung saja.” Jawab Yossi pelan dan
        tertekan.Ia berusaha bicara setenang mungkin agar tidak  membuatnya
        ibunya terkejut. Tetapi toh Sutriani terkejut juga. Sutriani menghentikan
        makan tak sanggup untuk menelan lagi.
               “Ngak apa-apa.  Untung  saja  papamu  masih  selamat.  Mesin,
        pancing,  jaring    bisa  kita  beli  lagi.  Yang  penting  papamu  segera
        sehat.“ Sutriani mencoba tegar. Meskipun jauh di dasar hatinya sudah
        menghitung  sejumlah  uang yang dibutuhkan untuk membeli semua
        peralatan yang dibutuhkan Daud. Sutriani memikirkan sejumlah nama
        yang  mungkin  bisa  berbaik  hati  untuk  meminjamkan  uang  kepada
        mereka. Ada kesedihan  memikirkan nasib  mereka selanjutnya. Tetapi
        Sutriani lebih sedih lagi melihat kondisi suaminya yang  kecapekan dan
        kesakitan.  Sutriani  memejamkan  mata  mengusir  keresahan  hatinya.
        Yang penting saat ini berupaya agar Daud sembuh seperti semula, baru
        memikirkan kemana mereka harus meminjam uang.
                                          **


               Elen datang bersama suami  dan  kedua anak  mereka selepas
        isya.  Sambil  menangis  Elen  memijit  badan  papanya.  Elen  prihatin
        melihat papanya sakit. Selama ini  ia belum pernah melihat papanya
        dalam kondisi yang mengenaskan seperti saat ini. Papanya terlalu kuat,
        sehat dan tangguh. Berhari-hari melaut tanpa mengenal lelah. Bahkan
        saat kecil, Elen heran kenapa papanya tidak pernah sakit. Saat wabah
        demam berdarah melanda kampung Malalayang dan hampir sebagian
        besar  penduduk  secara  bergantian  terkena  penyakit  tersebut,  badan
        papanya sehat walafiat. Waktu itu  Sutriani, Elen, kakaknya dan Yossi
        bergantian sakit sehingga Daud terus menerus mengurus mereka. Daud
        seperti  tidak  lelah  karena  turut  merawat  tetangga  dan  anak-anaknya


        102                                 Bisikan Ombak_ Suci Harjono_sucihan03@gmail.com
   97   98   99   100   101   102   103   104   105   106   107