Page 97 - Bisikan Ombak - by Suci Harjono
P. 97

Sutriani  bersidekap  mengurangi  hawa  dingin  yang  mengelitik
        kulit. Matanya menatap jauh ke tengah laut tempat titik terakhir ketiting
        Daud  menghilang.  Kecemasan  semakin  bertambah  saat  matanya
        menatap  langit yang semakin gelap. Berkali-kali mulutnya komat kamit
        mendoakan keselamatan Daud. Entah mengapa hatinya merasa tidak
        tenang. Ada setumpuk kecemasan yang tak mau hilang dari pikirannnya.
        Sutriani mempunyai firasat  buruk.
               Yossy memandang cemas ibunya yang tidak mau segera beranjak
        dari pinggir pantai. Matanya menangkap siratan duka di mata cekung
        Sutriani. Diam-diam Yossi mengkhawatirkan ibunya.
        Sutriani  baru beranjak setelah  tetesan air hujan  membasahi  pantai.
        Sutriani terkesiap merasakan jaketnya tak mampu lagi menahan hawa
        dingin dan air yang menembus baju. Dengan langkah  tak bersemangat,
        ia pulang.
               Di terasnya yang sempit, matanya masih tidak rela melesapkan
        pandangan dari laut.  Tak ada lagi kelip-kelip  lampu petromak  dari
        ketiting  nelayan.  Semua  kelihatan  gelap  dan  gelap.  Bahkan  beberapa
        saat kemudian gelegar beberapa kali terdengar memamerkan suaranya.
        Sutriani tergagap. Matanya memandang nanar langit gelap yang sesekali
        terang karena kilatan geledek. Tampias air hujan dari atap tak mampu
        membuatnya beranjak. Firasatnya sedemikan kuat ada yang tidak beres.
        Yossi membujuk Sutriani untuk makan. Tak baik membiarkan ibunya di
        luar rumah  dalam gelap dan  tampias hujan.  Sejauh mata menandang
        hanya ada kegelapan.  Hanya ada sinar redup lampu dari rumah tetangga
        yang  menerobos di sela dinding triplek. Tak ada seorangpun yang mau
        di luar rumah dalam keadaan hujan dan gelegar geledek yang berkali-
        kali menghantam. Semua memilih di dalam rumah mencari kehangatan
        dan menghindari  hujan.
                                          **
               Jauh di tengah lautan, Daud mengigil dalam gelap  malam. Jas
        hujannya tidak mampu  melindungi tubuhnya dari air. Beberapa tetes air
        hujan mulai masuk ke dalam baju. Nyaris seluruh bajunya sudah hampir
        basah.  Kopi  panas  yang ia minum  tak lagi  mampu menghangatkan
        badan.


        Bisikan Ombak_ Suci Harjono_sucihan03@gmail.com                    97
   92   93   94   95   96   97   98   99   100   101   102