Page 96 - Bisikan Ombak - by Suci Harjono
P. 96

Tanpa dorongan itu, Daud dan nelayan Malalayang tidak berdaya. Daud
        masih merasakan betapa berat perjuangan  mempertahankan tambatan
        perahu.  Seandainya  terjadi  penimbunan  lanjutan,  Daud  berharap
        nelayan Malalayang masih mau berusaha mempertahankan tambatan
        perahu.
               Sorenya  Daud  mencari  tahu  perkembangan  terakhir  nelayan
        Sario dengan menelpon Budi. Beberapa  kali  telpon berdering, tidak ada
        yang mengangkat.  Hanya suara operator yang mewakili, minta untuk
        mencoba telpon lagi. Ia mencoba menghubungi Jantry. Beruntung sekali
        Jantry  mengangkatnya.
               Percakapan singkat dengan Jantry membuat Daud merasa kurang
        nyaman. Ada beragam cara yang dilakukan pengembang untuk membuat
        nelayan  was-was dan  menyerah.  Pengembang dengan diam-diam
        menimbun pantai sebagai bentuk intimidasi kepada nelayan. Bisa saja
        hal tersebut terjadi di Malalayang. Toh ia dan nelayan Malalayang tidak
        pernah tahu bagaimana perijinan  dan perjanjian  antara pengembang
        dengan pemerintah. Apalagi kalau pengembang mengunakan strategi
        dengan mengalihkan penimbunan kepada pengembang lain.
               Daud sempat termangu-mangu, memikirkan segala kemungkinan
        yang bisa terjadi. Sutriani memandang suaminya dengan cemas. Jarang-
        jarang ia termenung sambil mengerutkan kening. Masalah penimbunan
        menyita  pikiran  Daud.  Khawatir  suaminya  kurang  waspada,  Sutriani
        sempat melarang suaminya untuk berangkat melaut. Tetapi Daud merasa
        tidak masalah dan tetap berangkat  berharap  malam dan  berharap laut
        memihak kepada dirinya sehingga akan mendapatkan ikan yang lebih
        banyak.
               Mendung mengelayut  dilangit  dengan warna abu-abu  tua.
        Kelihatan  teramat berat menahan  air dan  bersiap  memuntahkan  ke
        bumi. Berkali-kali Sutriani melihat ke langit dan  membujuk Daud agar
        tidak melaut. Dengan penuh kenyakinan Daud tetap berangkat.  Bukan
        hanya sekali dua Daud berangkat melaut dalam kondisi seperti ini. Semua
        perlengkapan sudah siap dan ia meluncur ke laut di bawah ancaman
        hujan yang sewaktu-waktu memuntahkan airnya. Ketiting Daud semakin
        tidak kelihatan saat  angin berhembus kencang.


        96                                  Bisikan Ombak_ Suci Harjono_sucihan03@gmail.com
   91   92   93   94   95   96   97   98   99   100   101