Page 121 - Bisikan Ombak - by Suci Harjono
P. 121
Beberapa tas besar berisi pakaian pengantin sudah dilipat rapi
dan dimasukkan ke salah satu tas. Semua sudah beres, tinggal diangkat
dan mereka bisa segera bergegas pindah ke Wenang. Untung saja acara
pernikahan calon pengantin di Wenang masih tiga jam lagi, sehingga
asisten Tante Mince bisa kesana terlebih dahulu.
“Iya, ketemu keluarga Mely sebentar. Setelah itu torang bisa
berangkat ke Wenang.”
Tante Mince memastikan semua barang sudah dibereskan
setelah itu mengajak Dina keluar dari kamar.
Ia tidak terlalu lama bertemu dan basa basi sebentar dengan
keluarga Mely. Hanya minum teh dan mencicipi sedikit makanan ringan
lalu pamit untuk meneruskan pekerjaan ke tempat lain. Nanti malam
tante Mince bertugas merias Mely untuk acara resepsi di sebuah gedung
pertemuan yang biasa digunakan sebagai tempat resepsi pernikahan.
Urusan pembayaran biasanya akan di tagihkan oleh asisten Tante
Mince sehari setelah resepsi pernikahan selesai. Semua serba teratur
dan masing-masing sudah ada yang mengurus. Tante Mince tinggal
berangkat, merias dan pulang.
**
Kedua calon pengantin dan keluarga bersama tamu undangan
makan pagi dengan lauk pauk lengkap, khas makanan Manado dan
Minahasa. Berbagai hidangan olahan ikan laut juga dihidangkan sebagai
salah satu simbol mata pencaharian dari pengantin pria.
Acara makan pagi ini merupakan prosesi lanjutan setelah
bacoho. Semua tampak gembira dan bersuka ria terlebih Johan dan
Mely. Tamu undangan bersuka cita untuk merayakan hari bahagia kedua
calon pengantin.
Sekitar satu jam kemudian acara makan pagi sudah selesai.
Mely mematut diri didepan cermin untuk memastikan riasannya masih
bagus. Tak ada yang perlu ditambah lagi. Bedak tidak ada yang luntur
dan lipstick juga masih merah menyala di bibirnya. Riasan Tante Mince
memang hebat, tak mudah luntur dan tahan lama.
Bisikan Ombak_ Suci Harjono_sucihan03@gmail.com 121