Page 170 - Bisikan Ombak - by Suci Harjono
P. 170
bayangan Sutriani yang sedang terbaring menunggu penanganan dokter
membuatnya melupakan tanggungjawabnya sebagai panitia. Uang
sumbangan akan di pinjam untuk sementara waktu. Saat ini ia butuh
sekali uang. Untuk daseng masih bisa ditunda, toh masih banyak donatur
lain yang membantu pembangunan daseng.
Setelah perang batin yang cukup lama, Daud dengan terpaksa
memutuskan untuk meminjam uang yang ia bawa. Meskipun tanpa
memberitahukan kepada panitia yang lain, tetapi ia tetap ingin
meminjamnya. Hanya meminjam dan akan aku ganti nanti, batinnya
menghibur diri sendiri.
**
Daud membersihkan badan lebih cepat dari biasanya. Ia ingin
segera sampai ke rumah sakit dan menyerahkan uang untuk uang muka
pengobatan istrinya. Ada secercah haraapan baru bersemi dihatinya.
Angan-angan melihat Sutriani sehat seperti sediakal sangat memenuhi
benaknya. Sebagai suami yang bertanggungjawab, ia bertekad untuk
membuat Sutriani sehat kembali.
Rasa capek dan kantuk yang mengantung dimatanya tidak lagi ia
perhatikan. Baginya lebih penting segera memastikan dokter menangani
istrinya, baru beristirahat. Nyawa Sutriani menjadi segala-galanya. Ia
menjadi tidak sabar, ia harus segera ke rumah sakit.
**
Daud berbinar, rasanya lega setelah memberikan uang muka
ke Rumah Sakit. Meskipun belum mencukupi seperti peraturan
Rumah Sakit, tetapi ia memohon pengertian dan berjanji akan segera
melunasi uang muka. Ia berharap dokter akan segera menangani istrinya
untuk menjalani pemeriksanaan demi pemeriksaan. Sutriani butuh
penanganan intensif. Daud tidak ingin istrinya mengalami keadaan yang
lebih buruk lagi.
Dua hari dirawat, keadaan Sutriani belum membaik. Beberapakali
ia mengeluh pusing dan lemas. Bahkan Sutriani merasa nafsu makannya
170 Bisikan Ombak_ Suci Harjono_sucihan03@gmail.com