Page 174 - Bisikan Ombak - by Suci Harjono
P. 174

kemungkinannya? Mama TBC saja atau ada penyakit lainnya?” desak
        Sutriani lagi. Firasatnya mengatakan ada yang disembunyikan suaminya.
        Sutriani  harus tahu  bagaimana kondisinya. Seburuk apapun  ia  harus
        siap.
               “Dokter masih melakukan serangkaian pemeriksaan. Tapi Papa
        nyakin, semua baik-baik saja,” kata Daud gelisah.
               Sutriani  tidak  percaya  begitu  saja.  Bahasa  tubuh  Daud
        menandakan ada yang tidak beres tetapi berusaha untuk ditutupi Daud.
        Ada kekhawatiran yang berusaha di sembunyikan Daud darinya.
               “Kata perawat Mama di suruh istirahat dan makan yang banyak.
        Masih ada beberapa pemeriksaan. Mama harus dalam kondisi yang siap
        saat pemeriksaan dilakukan,” kata Sutriani lirih setengah bergumam.
               Seumur-umur ia belum  pernah sakit parah.  Beberapa
        pemeriksaan membuatnya tegang, khawatir dan tersiksa. Berulangkali
        Sutriani  mengeluh  merasakan  sakit  dan  jenuh  dengan  segala  macam
        pemeriksaan. Yang membuatnya jengkel, entah karena ia di kelas tiga
        atau apa, setiap kali ada  keluhan yang disampaikan ke perawat, tidak
        segera ditanggapi. Terkadang Elen sampai harus mendatangi perawat
        untuk melaporkan kondisi ibunya. Sudah  lebih dari tiga kali ibunya batuk
        darah kental  dan  mengeluh dadanya sesak. Kunjungan dokter  hanya
        sekali  dalam  sehari, itupun  kadang-kadang  di  sertai  mahasiswa yang
        sedang  coas  sehingga seringkali  kesempatan  untuk banyak bertanya
        dan konsultasi tidak ada . Dokter lebih sibuk menerangkan beberapa
        hal kepada mahasiswanya. Elen merasa jengkel dan marah saat melihat
        ibunya seperti sebagai bahan penelitian karena beberapa kali dokternya
        memberikan pertanyaan dan dijawab ibunya.  Tetapi  Elen menyadari
        kalau tidak hanya ibunya yang diperlakukan seperti itu, pasien lainnya di
        kelas tiga diperlakukan hal yang sama.
               Sutriani  berusaha  meredakan kemarahan  anaknya dengan
        banyak menghibur dan berpura-pura lebih baik. Ia tidak mau anaknya
        terlalu emosi dan terus terang ia khawatir kalau perawat dan dokter
        tersinggung  dan  tidak  mau  memeriksa  dirinya  lagi.  Sutriani  memilih
        untuk menahan diri  meskipun  ,merasakan sakit yang luar biasa.  Ia
        hanya sesekali  mengeluh  terutama saat batuk darah  karena dadanya


        174                                 Bisikan Ombak_ Suci Harjono_sucihan03@gmail.com
   169   170   171   172   173   174   175   176   177   178   179