Page 179 - Bisikan Ombak - by Suci Harjono
P. 179

Tetapi  ia  jujur  dan  tanggungjawab.  Jantry paling  benci  dengan orang
        yang tidak jujur dan mementingkan dirinya sendiri. Baginya,  sekali ada
        yang berbuat salah, selamanya patut di waspadai. Sekali berbuat salah,
        selamnya tidak layak untuk dipercaya.
               “Ada  yang  janggal.  Beberapa  hari  yang  lalu  saat  Daud  gobrol
        tetapi tidak bicara soal uang yang dibawanya. Padahal tahu kalau kas
        kosong dan menunggu dana dari para donatur,” gumam Lamatenggo.
        Ada keraguan dihatinya karena ia mengenal Daud dengan baik. Selain
        sebagai  teman  nelayan  yang  biasa  bertemu,  ia  dan  Daud  bersahabat
        sudah sejak puluhan tahun yang lalu. Lamatenggo suka berkunjung ke
        rumah Daud dan terkadang ia dan Daud menghabiskan waktu di warung
        kopi. Selama ini Daud selalu jujur dan apa adanya. Sikap sederhana dan
        pekerja  keras  membuatnya  cocok  bersahabat  dengan  Daud.  Ia  tidak
        nyakin kalau temannya itu mampu berbuat curang seperti itu.
               “Kita  rasa  torang  harus  menemui  Daud  dan  memperjelas
        masalah ini. Jangan sampai juga terlalu lama diabaikan. Tidak akan baik
        akibatnya,” seru Jantry keras.
               Dalam  beberapa  hal  sifat  keras  Jantry  memang  cukup
        membantu kelompok nelayan.  Biasanya kalau   ada permasalahan
        yang mengharuskan  kelompok  mengambil  sikap  dengan  cepat dan
        tegas, Jantry akan memulainya. Dorongan Jantry inilah yang membuat
        kelompok nelayan mampu bertahan sampai detik ini.
               “Sabar, Jantry.  Tidak baik  berprasangka buruk. Selama ini  kita
        mengenal Daud sebagai orang yang jujur dan apa adanya. Benar kata
        Budi, mungkin Daud masih sibuk merawat istrinya,” hibur Lamatenggo.
               “Aku tidak nyakin. Kalau memang seperti itu, Daud bisa minta
        torang ke rumahnya untuk mengambil  uang  itu.  Ehm, jangan-jangan
        uangnya digunakan untuk membiayai Sutriani,” kata Jantry masih
        dengan suara keras.
               Budi terdiam. Ia harus mengambil keputusan yang tepat.
               “Jantry, berapa orang yang mengetahui urusan ini?” tanya Budi
        sambil menatap Jantry.
               “Baru aku, kau dan Lamatenggo. Kenapa?” tanya Jantry.
               “Aku pikir sebaiknya masalah ini tidak sampai menyebar terlebih


        Bisikan Ombak_ Suci Harjono_sucihan03@gmail.com                   179
   174   175   176   177   178   179   180   181   182   183   184