Page 181 - Bisikan Ombak - by Suci Harjono
P. 181
bulanan sebesar Rp 19.500/ orang, Sutriani lebih terawat dan Daud tinggal
memikirkan biaya bulanan saja. Daud toh nyakin bisa menyisihkan yang
sebesar Rp 58.500 untuk membayar premi tiga orang, dirinya, Sutriani
dan Yossi.
Tetapi karena asuransi baru saja jadi, semua biaya pengobatan
Sutriani sebelum mereka mempunyai asuransi harus di bayar sendiri.
Sampai istrinya pulang sudah puluhan juta uang yang harus dibayarkan.
Untung saja Daud bisa melunasi hutang di Rumah Sakit setelah ada
beberapa teman yang berbaik hati mau meminjamkan uangnya. Daud
memang masih memikirkan bagaimana untuk mengembalikan uang
temannya dan uang yang pembangunan daseng yang telah dipakai.
Yongki mengirimkan uang yang tidak terlalu banyak karena ia
juga membutuhkan uang untuk biaya persalinan istrinya. Sementara
bantuan dari Elen juga tidak seberapa.
Sutriani merasa lebih baik setelah proses perawatan yang
dijalankan. Berkali-kali ia bersyukur atas kesempatannya berumur
panjang. Sejumput harapan masih tergenggam erat. Berangsur ia mulai
merasa lebih kuat dan sehat lagi. Ia lega, satu permasalahan sudah
selesai, meskipun masih ada permasalahan baru yang harus mereka
hadapi.
Sutriani tahu untuk melakukan upaya pengobatan, Daud harus
mencari uang pinjaman yang tidak sedikit. Meskipun Sutriani tidak
pernah tahu berapa jumlah pastinya tetapi firasatnya mengatakan butuh
biaya puluhan juta. Daud tidak pernah membicarakan soal besaran biaya
yang telah dikeluarkan juga tidak pernah menyinggung soal hutang-
hutangnya. Rupanya Daud tidak mau menambah beban pikirannya.
Sutriani tahu beratnya beban Daud memikirkan hal tersebut. Ia bertekad
untuk bekerja keras agar mempunyai uang untuk mengembalikan
pinjaman.
**
Segelas kopi pahit tampak mengepul, pertanda baru saja
dibuat. Daud belum menyentuh sama sekali kopi panasnya. Pikirannya
mengembara jauh memikirkan kesulitan hidup yang dirasakan. Sutriani
Bisikan Ombak_ Suci Harjono_sucihan03@gmail.com 181