Page 191 - Bisikan Ombak - by Suci Harjono
P. 191

perhiasan warisan itu. Semua demi niat untuk mencari nenek moyang.
        Tetapi  semua  janji  untuk  menjaga  perhiasan  tidak  berlaku  lagi  saat
        nyawa istri terancam. Hasil gadai perhiasan ditambah uang kiriman anak
        masih jauh dari cukup. Terpaksa mencari pinjaman ke kawan-kawan. Dan
        itupun masih sangat jauh dari mencukupi. Tak ada jalan lain lagi. Menjual
        ketiting satu-satunya cara untu mendapat tambahan uang. Tetapi bukan
        cara yang tepat karena hanya dengan ketiting itulah kita mencari nafkah
        menghidupi anak dan istri.…” Daud menghentikan kalimatnya. Mukanya
        terlihat sendu menahan tangis.
               Erik mengangguk mengerti. Tidak mungkin ketiting dijual. Ibarat
        jalan, dengan terjualnya ketiting membuat salah satu kaki Daud akan
        lumpuh.  Dalam  kondisi  apapun  menjual  ketiting  bukan  pilihan  yang
        tepat. Ibarat menyelesaikan masalah  dengan meninggalkan masalah
        yang baru.  Lagipula harga sebuah ketiting juga tidak seberapa. Erik bisa
        membayangkan kesulitan Daud sehingga terpaksa  mengunakan uang
        pembangunan daseng tanpa ijin kepada panitia.
               “Kau  tahu,  Rik?  Kita  benar-benar  tidak  berdaya.  Kemana  lagi
        harus  mencari  bantuan?  Kita tahu  teman-teman juga sedang  repot.
        Banyak  waktu tersita untuk pembangunan  daseng,  banyak uang
        disumbangkan untuk daseng.  Waktu itu  tanpa berpikir panjang  ada
        kesempatan yang bisa  kita gunakan.  Kita terpaksa mengunakan uang
        pembangunan daseng untuk menambah biaya perawatan Sutriani. Kita
        terpaksa  melakukan  itu  semua.  Kita  salah..salah.  Tapi  tidak  ada  jalan
        lain. Kita malu…..malu sekali….”
               Daud  tampak  sangat  terpukul.  Selama  ini  dirinya  selalu
        menjunjung  tinggi  kejujuran  dan  menjaga  kehormatan  keluarga.  Ia
        tahu persis apa yang telah dilakukan bukan hal yang baik dan sangat
        bertentangan dengan apa yang selama ini selalu dijaganya. Mengunakan
        hak yang bukan miliknya perbuatan yang sangat memalukan dan
        merusak nama baiknya sendiri dan keluarga. Daud selalu berhati-hati
        dalam  mengambil  keputusan, semua dipikirkan  secara cermat dan
        matang. Hanya karena tidak ada pilihan lain dan demi nyawa istrinya
        membuat dirinya mengambil  langkah yang sekarang membuatnya
        tertekan.


        Bisikan Ombak_ Suci Harjono_sucihan03@gmail.com                   191
   186   187   188   189   190   191   192   193   194   195   196