Page 196 - Bisikan Ombak - by Suci Harjono
P. 196
hatinya lebih lega dan tenang. Apapun keputusan yang akan diambil saat
rapat, Daud merasa akan lebih siap. Paling tidak saat ini sebagian teman-
teman sudah mengetahui masalah yang ia hadapi. Daud berusaha
untuk membaur dengan mengikuti semua obrolan. Saat satu persatu
teman meninggalkan daseng, Daud segera mengikuti melangkahkan
kaki meninggalkan daseng.
**
Tiga hari kemudian
Rapat dihadiri seluruh pengurus nelayan Sario dan panitia
pembangunan daseng. Beberapa pengurus Mitra juga hadir. Secara
panjang lebar Budi menjelaskan permasalahan yang akan dibicarakan.
Daud menjelaskan kesalahan yang telah dilakukannya dengan
pelan dan hati-hati. Ia mengakui semua dilakukan karena tidak ada
jalan lain. Meskipun tidak mempunyai uang, tetapi Daud berjanji akan
mengganti semua uang yang dipakai dengan cara diangsur.
Perdebatan terjadi disana sini. Banyak pendapat. Berbeda-
beda. Hampir semua peserta rapat memberikan pendapatnya. Ada
yang merasa iba dan bisa memaklumi tindakan Daud, tetapi ada yang
marah dan menganggap Daud telah melakukan kesalahan besar. Silang
pendapat berlangsung cukup lama.
Daud hanya berdiam diri. Wajahnya pucat seakan tidak dialiri
darah. Penyesalan sudah tidak ada gunanya lagi. Kebaikan yang selama
ini dilakukannya seolah hilang dalam sekejap mata. Ibarat pepatah,
akibat nila setitik rusak susu sebelangga. Tapi buat apa sekarang ia
menyesali semuanya? Toh tidak akan mengubah semua yang telah ia
lakukan? Daud menunggu semua keputusan rapat dengan sikap pasrah.
Beberapa jam kemudian, sebuah keputusan sudah diambil.
Daud tetap dianggap bersalah karena mengunakan uang pembangunan
daseng tanpa ijin. Tetapi karena semua kebaikan Daud selama ini dan
kesalahan baru dilakukan sekali, Daud dimaafkan. Hanya saja sangsi
tetap dijatuhkan. Daud dikeluarkan dari panitia pembangunan daseng
dan harus mengembalikan uang yang digunakan dengan cara membayar
lunas selama enam bulan.
196 Bisikan Ombak_ Suci Harjono_sucihan03@gmail.com