Page 71 - Bisikan Ombak - by Suci Harjono
P. 71

biasa di lipat dengan kucir dibiarkan tergerai sehingga kelihatan lebih
        tipis dan jarang. Badan Sutriani kurus. Daud merasakan rasa bersalah
        yang  merambati  hatinya.  Ternyata  sudah  terlalu  lama  dirinya  kurang
        memperhatikan keadaan Sutriani. Pijatan tangan Daud sangat berhati-
        hati,  takut  menyakiti  istrinya.  Daud  seperti  memijat  tulang  karena
        dagingnya terlalu tipis. Ia menghela nafas,  menyadari betapa istrinya
        kurus dan memprihatinkan.
               “Bagaimana hasil melautnya, Pa?”
               Daud membetulkan letak selimut saat melihat Sutriani menggigil
        kedinginan. Desiran angin pagi yang menerobos sela-sela dinding papan
        triplek tak bisa di tahan lagi. Daud sendiri merasakan angin itu. Pantas
        saja Sutriani tampak kedinginan. Nanti celah dinding akan kubetulkan,
        batinnya. Sutriani lebih tenang saat seluruh badannya tertutup selimut
        kecuali muka dan tangannya.
               “Ya,  masih  seperti  kemarin.  Ikan-ikan  tidak  mau  mendekati
        ketiting  kita,”  kata  Daud  sambil  memberikan  uang  hasil  dari  melaut
        semalam.”Hanya dapat 7 kilo ikan besar dan 2 kilo ikan kecil. Ini ada
        tambahan Rp 10.000 dari Angie untuk membeli buah. Angie minta maaf
        belum sempat menenggok Mama,” sambung Daud.
               Sutriani menerima uang yang disodorkan suaminya, mengambil
        sebagian dan memberikan Rp 50.000 kepada suaminya.
               “Cukup untuk beli solar nanti malam, Pa?”
               Daud mengangguk,” Iya, Ma. Tenang saja. Kalau ada sisa uang,
        nanti bisa membayar hutang ke warung Sakti dan Eli.”
               “Nanti sepulang sekolah biar Yossi yang ke sana, Pa.”
               “Mama mau makan buah?”
               “Nanti  saja,  Pa.“  jawab  Sutriani  sambil  mengerakkan  badan
        mengusir penat. “Angie memang baik, ya. Untung saja ia yang membeli
        ikan kita. Kalau Geo yang datang belum tentu peduli.”gumam Sutriani.
        Geo dan Angie pengepul ikan yang datang ke kampung Malalayang. Sejak
        semula Sutriani memilih menjual ikan kepada Angie bukan kepada Gio.
        Awalnya Sutriani tidak tahu mengapa merasa lebih nyaman melakukan
        transaksi jual beli dengan Angie. Setelah berjalan beberapa tahun, baru
        Sutriani menyadari kalau memilih Angie adalah pilihan yang tepat. Selain


        Bisikan Ombak_ Suci Harjono_sucihan03@gmail.com                    71
   66   67   68   69   70   71   72   73   74   75   76