Page 22 - USHUL FIKIH_INDONESIA_MAPK_KELAS XII_KSKK
P. 22
Tergelincirnya matahari itu (sebagai sebab) adalah hukum wadh‘i; dan karena ia
tidak menyangkut perbuatan mukallaf, maka ia tidak termasuk objek hukum. Memang
“perbuatan” itu melekat pada manusia hingga bila suatu perbuatan telah memenuhi
syarat sebagai objek hukum, maka berlaku pada manusia yang mempunyai perbuatan itu
beban hukum atau taklif.
Dengan demikian, untuk menentukan apakah seseorang dikenai beban hukum
terhadap suatu perbuatan, tergantung pada apakah perbuatannya itu telah memenuhi
syarat untuk menjadi objek hukum.
Para ahli Ushul Fiqh menetapkan beberapa syarat untuk suatu perbuatan sebagai
objek hukum, yaitu: (1). Perbuatan itu sah dan jelas adanya; tidak mungkin
memberatkan seseorang melakukan sesuatu yang tidak mungkin dilakukan seperti
“mencat langit”; (2). Perbuatan itu tertentu adanya dan dapat diketahui oleh orang yang
akan mengerjakan serta dapat dibedakan dengan perbuatan lainnya. Tidak mungkin
berlaku taklif terhadap suatu perbuatan yang tidak jelas. Umpamanya menyuruh
seseorang menggantang angin; dan (3). Perbuatan itu sesuatu yang mungkin dilakukan
oleh mukalaf dan berada dalam kemampuannya untuk melakukannya.
Persyaratan ketiga, yaitu bahwa perbuatan itu berada dalam batas kemampuan
mukallaf menjadi pokok pembicaraan ahli Ushul Fiqh dalam hal objek hukum. Mereka
sepakat dalam hal tidak dituntutnya seorang mukalaf melaku kan sesuatu perbuatan
kecuali terhadap pebuatan yang ia mampu melaksana kannya. Seseorang hamba tidak
akan dituntut melakukan sesuatu yang ia tidak mungkin melakukannya. Yang menjadi
dasar ketentuan ini adalah firman Allah dalam Surat Al-Baqarah: 286:
ّ
َّ
َ اهعْسوَلَِّاَاًسْفَنَُاللهَ ُ فِلَكُيََلَّ
ُ
َ َ
Artinya: Allah tidak membebani seseorang kecuali semampunya.
Menuntut seseorang melakukan sesuatu yang tidak mugkin dilakukannya berarti
memberatkan seseorang melakukan sesuatu sedangkan Allah menginginkan ke mudahan
bagi umat, bukan kesulitan sesuai dengan firman Allah dalam surat al-Baqarah (2): 185:
ْ
ْ
ُ
َ َرْسُعلاَمُك َ بَدْيرُيَ َ لَّوَرْسُيلاَمُكبَُاللهَدْيرُي
ُ
َ َ
ِ
ِ
ِ ْ
َ
ِ
Artinya: Allah menghendaki untukmu kemudahan dan tidak menghendaki darimu
kesulitan.
USHUL FIKIH - KELAS XII 13