Page 18 - Buku Referensi Employee Engagement
P. 18
langsung dari tiga kejenuhan, yaitu dimensi kelelahan,
sinisme, dan ketidakefisienan.
Meskipun demikian, kedua model tersebut tidak
sepenuhnya menjelaskan mengapa individu menjadi
engaged atau kurang engaged dalam pekerjaan dan
organisasi. Alasan teoritis yang lebih kuat untuk
MILIK PENERBIT
menjelaskan hal tersebut dapat ditemukan dalam teori
pertukaran sosial (Social Exchange Theory). Social
GORESAN PENA
Exchange Theory (SET) berpendapat bahwa kewajiban
dihasilkan melalui serangkaian interaksi antara pihak-pihak
yang berada dalam keadaan saling ketergantungan timbal
balik. Prinsip dasar SET adalah hubungan berkembang dari
waktu ke waktu menjadi kepercayaan, loyalitas, dan
komitmen timbal balik selama para pihak mematuhi aturan
pertukaran tertentu (Saks, 2006).
Salah satu cara bagi individu untuk membalas
organisasi mereka adalah melalui tingkat engagement
mereka. Artinya, karyawan akan memilih untuk melibatkan
diri ke berbagai tingkatan dan sebagai tanggapan terhadap
sumber daya yang mereka terima dari organisasi
mereka. Melibatkan diri seutuhnya ke dalam peran
pekerjaan dan mencurahkan segala kognitif, emosional, dan
sumber daya fisik adalah cara yang sangat mendalam bagi
individu untuk merespons tindakan organisasi (Saks, 2006).
Schaufeli, et al (2002) mendefinisikan engagement
sebagai sebuah perasaan positif dan memotivasi kinerja
yang berhubungan dengan keadaan yang ditandai dengan
vigor, dedication, dan absorpsion. Vigor mengacu pada
energi yang kuat dan ketahanan mental saat bekerja.
Konsep Employee Engagement dan Penguatan Motivasi Kerja Karyawan│7