Page 59 - skripsi antropologi sastra
P. 59
46
Oder daß er vor den Engeln geschaffen sei, ist das vielleicht auch kein Gedicht. Der
Trinkende, wie es auch immer sei, blickt Gott frischer ins Angesicht.
Apakah Al Qur’an berasal dari keabadian? Aku tidak bertanya tentang hal itu.
Apakah Al Qur’an tercipta? Aku tidak tahu tentang hal itu. Bahwa (Al Qur’an) itu
adalah kitab dari kitab-kitab (lainnya), si aku percaya dari kewajiban orang muslim.
Tapi bahwa anggur berasal dari keabadian, si aku tidak ragu akan hal itu. Atau bahwa
ia tercipta sebelum para malaikat, mungkin juga bukanlah syair. Peminum,
sebagaimana itu selalu, memandang Tuhan dengan sejuk di mukanya.
Wir müssen alle trunken, denn Jugend ist Trunkenheit ohne Wein. Trinkt sich
das Alter wieder zu Jugend, ist es wundervolle Tugend. Für Sorgen sorgt das liebe
Leben und Sorgenbrecher sind die Reben.
Kita semua harus mabuk, masa muda adalah kemabukan tanpa minuman
anggur. Masa tua menegak kembali ke masa muda. Begitulah keutamaan yang luar
biasa. Kehidupan tercinta mengurusi kekhawatiran, dan piala kekhawatiran adalah
ranting pohon anggur.
Deshalb wird nicht mehr nachgefragt, denn Wein ist ernstlich untersagt. Soll
denn doch getrunken sein, trinke nur vom besten Wein. Dann Doppelt wärest du ein
Ketzer in Verdammnis um den Krätzer. Solang man nüchtern ist, gefällt das
Schlechte. Wie man getrunken hat, weiß man das Rechte. Nur ist das Übermaß, auch
gleich zuhanden. Hafis, lehre mich bitte, wie hast du das verstanden.
Oleh karenanya tidak dibutuhkan lagi, (minuman) anggur sungguh-sungguh
dilarang. Meski memabukkan, minumlah hanya dari anggur terbaik. Maka kamu akan
menjadi penyeleweng agama, yang mendapat goresan luka berlipat ganda didalam
neraka. Semakin lama orang tidak mabuk, semakin suka keburukan itu padanya.
Seperti orang yang telah mabuk, orang tahu mana yang tepat/pantas. Kelebihan itu,