Page 69 - Buku Manusia dan Olahraga
P. 69

tcrsebut. Hal yang sama berle.ku  pula kalau kita ingin memperoleh
          . penge-tahuan  mengenai  suatu  gerak,  misalnya           Jembing.
            Agar  kita  trampil  melcmpar  lembing,  terlebih  dahulu  kita  harua
            mengenal  dan  melatilt  setiap  unsur  atau  bagian  dari  teknik
            melemplu  lembing,  misalnya cara memegang  Jembing yang benar,
            lari awalan sebelum melempar, langkah Silang, sikap tubuh sebelum
            melempar, cam melempar dan sikap seteluh melempar.
            Contoh di ntas menggambarkan  pelaksnnMn latihan dcngan metode
            bagian.  yaitu serangkaian  gerak  melcmpar  lembing yang dtpe<:ah·
            pecah  scbelum  dijalin  dalam  satu  rangkaian  gcrak  secara
            keseluruhan. Dcngan mctode latihan tsb. maka pada setiap tahapM
            latihan  atlet  dapat  berkonscntrasi  pnda  satu  aspck  saja  dari
            kctrampilan (skill) kescluruhan. Biasanya bagian-bagian akan lebih
            mudah  dikuosai  dan  lchih  cepat  dipelajari  sehingga  atlct  akan
            merasa  lebih  puas  dan  pcrcaya  diri  kctika  melakuknn  gerakan
            keseluruhan.
            Persoalan licrikutnya adalah, kapan met.ode bagian itu sesuai untuk
            diterapkan  Metode  ini  sesuai  diterapkan  jika  ketrampilan  yang
            dipelajari dalam suatu cabang olahraga tergolong rumpil (misalnya,
            dalam  olahragn  panahan,  lompat  tincgi,  senam  dcngan  s lat),
            sehingga  dibutuhkan  penguu.saan  yang  baik  dari  sctil.lp  bagian
            sebelum  dirakit atau dirnngkaikan mcnjndi  satu potu teknik secara
            ke5eluruhan.
            Sebaliknya,  mctode  bagian scringkali  mengundang  masalah, yaitu
            membuluhkan  waktu  yang  lama  unluk  menguasai  suatu
            kctrampilan.  Persoalannya  terletak  pada  kemampuan  memadukan
            bagian-bagian  menjadi  rangkaian  gerak  dcngan  koordinasi  yang
            mutus.  Karcna itu, jika kctrampilan dalam suatu  cabang olahraga
            gere.kannya  secam  relatif  sederhana  dan  mudah  dipahami  atau
            dikuasai  (misalnya,  menendang bola,  melcmpar  bola),  ketrampilan
            seperti itu dapat dilatih sebagai satuan yang utuh, tak perlu dipilah·
            pilah  mcnjadi  bebcrapa  bagian  dan  dipelnjari  atau  dilatih  bagian
            demi bagian.
            Metode apapun yang aknn dipakai, sebclum atlet mempehijari suatu
            ketrampilnn baru, sebaiknya  konsep  kcscluruban dari  ketrampilan
            tersebut diperlihatkan dan didemonstrasikan terlebih dahulu kepada
            utlet agar  dia  mendapat  gambaran yang jelas  mengenai  apa yang
            bakal dilnkukannya nanti.



             54
   64   65   66   67   68   69   70   71   72   73   74