Page 100 - C:\Users\Acer\Music\MODUL FLIPBOOK DIGITAL\
P. 100

Apakah ini berarti pupuk dan pestisida harus dihapuskan sepenuhnya? Tentu tidak
                       sesederhana  itu.  Tantangannya  adalah  bagaimana  menemukan  keseimbangan  antara
                       kebutuhan  produksi  pangan  dan  kelestarian  lingkungan.  Banyak  penelitian  sudah
                       menunjukkan  bahwa  praktik  pertanian  berkelanjutan—seperti  penggunaan  pupuk
                       organik,  rotasi  tanaman,  atau  pestisida  hayati—dapat  menjadi  alternatif  yang  lebih

                       aman bagi lingkungan. Namun, apakah petani siap untuk beralih? Apakah masyarakat
                       mau  mendukung  dengan  membeli  produk  pertanian  organik  meski  harganya  sedikit
                       lebih mahal?
                       4.  Sampah Plastik sebagai Faktor Pencemaran Air
                            Tidak  bisa  dipungkiri,  sampah  plastik  telah  menjadi  masalah  lingkungan  global
                       yang paling mendesak. Hampir setiap sudut dunia kini merasakan dampaknya, termasuk
                       Indonesia yang dikenal sebagai salah satu penyumbang sampah plastik ke laut terbesar
                       di dunia. Benda-benda sederhana yang sering kita gunakan sehari-hari—mulai dari botol
                       air  mineral,  kantong  kresek  dari  belanjaan,  hingga  sedotan  sekali  pakai—sering  kali
                       berakhir  di  sungai,  danau,  atau  lautan.  Mungkin  awalnya  kita  merasa  sepele  ketika
                       membuang satu botol plastik, karena toh ukurannya kecil dan mudah dilupakan. Tetapi

                       coba bayangkan jutaan orang melakukan hal yang sama setiap hari. Apa jadinya dengan
                       perairan kita?
                            Plastik  memiliki  sifat  yang  sulit  terurai  secara  alami.  Butuh  ratusan  tahun  bagi
                       sebuah  botol  plastik  untuk  benar-benar  hancur.  Bahkan,  selama  proses  “hancurnya”,
                       plastik  tidak  benar-benar  hilang,  melainkan  hanya  terpecah  menjadi  potongan-
                       potongan kecil yang disebut  mikroplastik. Partikel ini sangat kecil, kadang tidak kasat
                       mata,  tetapi  justru  lebih  berbahaya.  Mikroplastik  dengan  mudah  terbawa  arus  air,
                       masuk  ke  tubuh  plankton,  ikan,  hingga  biota  laut  lainnya.  Yang  lebih  mengejutkan,

                       partikel-partikel  itu  akhirnya  bisa  naik  ke  rantai  makanan.  Jika  ikan  yang  tercemar
                       mikroplastik ditangkap dan dikonsumsi manusia, berarti zat asing tersebut ikut masuk
                       ke tubuh kita. Pertanyaannya, pernahkah kita sadar bahwa segelas air yang kita minum,
                       atau seporsi ikan yang kita santap, mungkin sudah mengandung plastik dalam jumlah
                       kecil?



                        Mikroplastik adalah potongan plastik berukuran sangat kecil (kurang dari 5 milimeter) yang
                        terbentuk dari pecahan sampah plastik. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa mikroplastik
                        telah  ditemukan  di  air  minum,  garam  dapur,  bahkan  di  dalam  darah  manusia.  Hewan  laut
                        seperti ikan, udang, dan kerang juga banyak yang mengandung mikroplastik, sehingga saat
                        kita  mengonsumsinya,  partikel  plastik  ikut  masuk  ke  tubuh.  Kondisi  ini  berbahaya  karena
                        dapat mengganggu kesehatan dan menjadi ancaman serius bagi keberlangsungan ekosistem.


                                                                                                         92
   95   96   97   98   99   100   101   102   103   104   105