Page 98 - C:\Users\Acer\Music\MODUL FLIPBOOK DIGITAL\
P. 98
terakumulasi di tubuh ikan atau kerang. Saat ikan itu dikonsumsi manusia, zat
berbahaya ikut masuk ke tubuh dan menimbulkan berbagai penyakit serius, mulai dari
kerusakan saraf, gangguan perkembangan otak pada anak, hingga kanker. Kasus
“Minamata Disease” di Jepang, yang disebabkan oleh pencemaran merkuri dari sebuah
pabrik kimia, menjadi bukti nyata betapa seriusnya dampak limbah industri terhadap
kesehatan manusia.
Dampaknya terhadap ekosistem juga sangat besar. Air yang tercemar limbah
industri membuat banyak organisme air mati karena keracunan atau kekurangan
oksigen. Aliran sungai yang seharusnya menjadi habitat ikan, udang, dan berbagai jenis
mikroorganisme berubah menjadi kawasan beracun yang tidak bisa lagi mendukung
kehidupan. Ekosistem perairan yang rusak berarti juga mengganggu mata pencaharian
masyarakat yang bergantung pada sungai, seperti nelayan atau petani yang
membutuhkan air bersih untuk irigasi.
Di sinilah muncul pertanyaan kritis: apakah kemajuan industri sepadan jika harus
dibayar dengan kerusakan lingkungan dan kesehatan manusia? Satu sisi, kita menikmati
produk murah hasil industri: pakaian berwarna-warni, kertas yang digunakan sehari-
hari, hingga obat-obatan yang menyelamatkan nyawa. Namun di sisi lain, kita juga
menanggung akibatnya dalam bentuk sungai yang tercemar, udara yang kotor, dan
meningkatnya angka penyakit di masyarakat. Apakah kemajuan yang hanya berfokus
pada keuntungan ekonomi bisa disebut keberhasilan jika meninggalkan kerusakan besar
pada alam?
Sebenarnya, solusi sudah tersedia. Teknologi pengolahan limbah cair industri
bukanlah hal mustahil. Banyak negara maju mewajibkan setiap pabrik memiliki instalasi
pengolahan air limbah (IPAL) sebelum membuang limbahnya ke sungai. Di Indonesia,
aturan serupa juga ada, tetapi sayangnya masih sering diabaikan. Beberapa pabrik
memilih jalan pintas dengan membuang limbah langsung ke perairan karena biaya
pengolahan dianggap mahal. Di sinilah peran pengawasan pemerintah dan kesadaran
perusahaan menjadi sangat penting.
Namun, mari kita kembali bertanya pada diri sendiri: Sebagai konsumen, apakah
kita juga ikut berkontribusi pada pencemaran industri? Setiap kali kita membeli produk
murah tanpa mempertimbangkan bagaimana proses produksinya, kita mungkin saja
mendukung industri yang tidak ramah lingkungan. Jadi, persoalan limbah industri bukan
hanya tanggung jawab pabrik atau pemerintah, tetapi juga kita sebagai konsumen.
3. Pertanian sebagai Penyebab Pencemaran Air
Faktor lain yang sering terabaikan dalam pembahasan pencemaran air adalah
pertanian. Pertanian memang identik dengan kehidupan, sumber pangan, dan harapan
90

