Page 50 - SEJARAH PENDIDIKAN ISLAM
P. 50
SEJARAH PENDIDIKAN ISLAM
1226-1242) yang mendirikan dan membiayai Madrasah al-Mustansiriyah
di Baghdad; Sultan Shalah al-Din al-Ayyubi (Ayyubiyah, 564-589/1169-
9
1193) atau Raja al-Manshur Qalawun (Mamluk 678-689/1280-1290) yang
mendirikan Madrasah al-Manshuriyah di Kairo. 10
5. Bayt al-Hikmah
Beberapa peneliti menyimpulkan bahwa Bayt al-Hikmah adalah
lembaga pendidikan tinggi Islam yang pertama dalam Islam, dan karenanya
menduduki posisi yang sangat penting dalam Sejarah Pendidikan Islam.
Lembaga ini berawal dari sebuah perpustakaan yang mengelola manuskrip-
manuskrip kuna (Yunani dan Persia) yang dikumpulkan oleh penguasa
Dinasti Abbasiyah. Pada tahun 215/830 Khalifah Al-Ma’mun (Abbasiyah,
198-218/813-833) mengembangkannya menjadi Bayt al-Hikmah. Lalu
dia mengundang dan mendukung para ilmuan untuk bekerja di sana.
Kegiatan utama di Bayt al-Hikmah adalah penerjemahan manuskrip-
manuskrip kuna ke dalam bahasa Arab. Lembaga ini berperan sangat
sentral dalam menjembatani masuknya warisan ilmiah kuna ke dalam
aktivitas ilmiah umat Islam dan kemudian mempercepat perkembangan
pendidikan Islam secara signifikan. Secara lebih rinci, penerjemahan
11
manuskrip ini sangat relevan, karena:
a. Kandungan ilmu pengetahuan dalam manuskrip tersebut terselamatkan
dari kehancuran, baik oleh faktor usia maupun faktor yang lainnya.
b. Manuskrip yang ditulis dalam bahasa-bahasa kuna tersebut dapat
diakses oleh para ilmuan muslim.
c. Ilmu pengetahuan yang ada di dalamnya segera menjadi bagian dari
aktivitas inelektual dan pendidikan di kalangan umat Islam dan dengan
demikian memperkaya muatan pendidikan Islam secara signifikan.
9 Hisham Nashabe, Muslim Educational Institutions (Beirut: Librairie du Liban,
1989).
10 Taqi al-Din al-Maqrizi, al-Mawa‘idh wa al-I‘tibar bi-Dzikr al-Khithath wa
al-Atsar (Beirut: Dar Shadir, t.t.), vol. II, h. 380-381.
11 Asari, Menyingkap Zaman, 198-201. Uraian lebih mendalam, lihat Jonathan
Lyons, The Great Bait Al-Hikmah: Kontribusi Islam dalam Peradaban Barat, terjemahan
Maufur (Jakarta: Noure Books, 2013).
40