Page 53 - SEJARAH PENDIDIKAN ISLAM
P. 53
SEJARAH PENDIDIKAN ISLAM
yang pernah menjadi peneliti dan pengajar di Observatorium Maraghah. 15
Ada juga catatan tentang Observaorium Samarkand yang dibangun pada
abad ke-9/15 oleh Ulugh Beg (w. 853/1449) penguasa Dinasti Timuriyah
(Transoksiana, 771-912/1370-1506). Di samping Ulugh Beg sendiri, Qadlizadah
dan Ghiyat al-Din al-Kasyani tercatat sebagai ilmuan yang bekerja di
Observatorium Samarkand. 16
8. Rumah Sakit
Rumah sakit menjalankan dua fungsi sekaligus: sebagai tempat
penyembuhan dan juga sebagai tempat pendidikan. Seyyed Hossein Nasr
berkata:
Rumah sakit juga merupakan lembaga pendidikan penting, sebab
sebagian besar kegiatan pengajaran ilmu kedokteran klinis dilakukan
di rumah sakit-rumah sakit. Sementara aspek teoritis dari ilmu kedokteran
terus dikembangkan di masjid maupun madrasah, aspek praktisnya
biasanya diajarkan di rumah sakit-rumah sakit yang sebagian besar
memiliki perpustakaan dan sekolah yang secara khusus diperuntukkan
bagi tujuan tersebut. Rumah sakit tertua dalam Islam dibangun pada
tahun 88/707 oleh khalifah Umayyah Walib b. ‘Abd al-Malik di Damaskus.…
Para khalifah Abbasiyah mengatur pendidikan kedokteran agar para
mahasiswa, setelah melalui pendidikan teoretis dan praktis menulis
sebuah karya—semacam tesis masa sekarang—dan dengan diterimanya
karya tersebut mereka akan menerima ijazah dari gurunya [yang
sekaligus berarti] izin membuka praktik kedokteran. 17
Khalifah Walid b. ‘Abd al-Malik (Umayyah, 86-96/705-715) adalah
pendiri rumah sakit pertama dalam sejarah Islam. Ia mendirikan rumah
sakit di ibu kota kerajaan, Damaskus. Khalifah Harun al-Rasyid (Abbasiyah,
170-193/786-809) juga mendirikan rumah sakit di Bagdad. Sementara
itu Ahmad b. Thulun (w. 270/884), pendiri Dinasti Thuluniyah (254-292/
868-905), mendirikan sebuah rumah sakit di Kairo antara tahun 258/872
15 Nasr, Science and Civilization, h. 80-81.
16 Ibid., h. 81; Aydin Mehmed Sayili, “The Institutions of Science and Learning
in the Moslem World,” (Disertasi, Harvard University, 1941), h. 249-252.
17 Nasr, Science and Civilization, h. 89.
43