Page 54 - SEJARAH PENDIDIKAN ISLAM
P. 54
SEJARAH PENDIDIKAN ISLAM
dan 260/874. Rumah sakit generasi pertama tersebut kemudian diikuti
18
oleh sejumlah besar lainnya pada masa-masa belakangan.
Walaupun ilmu kedokteran dapat diajarkan di lembaga-lembaga
pendidikan lain, tetapi rumah sakit jelas lebih unggul karena dapat memadukan
secara baik antara sisi teoretis dan sisi praktis dari ilmu tersebut. Para
mahasiswa calon dokter dapat melihat langsung, bahkan membantu para
praktisi senior di rumah sakit. Ahli-ahli kedokteran Islam menekankan
pentingnya keseimbangan antara belajar teori dan praktik. Karenanya,
rumah sakit-rumah sakit Islam Abad Pertengahan biasanya dipimpin
oleh para ahli kedokteran terbaik. Muhammad b. Zakariyya al-Razi (w.
313/925), misalnya, pernah memimpin rumah sakit di kota Rayy dan, pada
masa berikutnya, juga di Bagdad. Di rumah sakit tersebut dia mengajar
mahasiswanya. Jika kita perhatikan, belakangan ini di Indonesia, dalam
19
proses pendirian Fakultas Kedokteran disyaratkan bahwa kampus mesti
memiliki unit rumah sakit sebagai tempat pembelajaran (teaching hospital).
9. Madrasah
Madrasah adalah inovasi kelembagaan dalam Sejarah Pendidikan
Islam. Madrasah-madrasah yang paling awal muncul di wilayah Khurasan,
Persia pada abad ke-4/10. Akan tetapi madrasah menjadi fenomenal pada
abad berikutnya, terutama setelah wazir Dinasti Saljuk, Nizam al-Mulk
membangun sejumlah madrasah di hampir semua kota penting wilayah
Saljuk. Maka, sejak abad ke-5/11 madrasah muncul sebagai lembaga
pendidikan Islam yang paling massif dan mendapat sorotan buku-buku
sejarah. Salah satu buku yang membahas sejarah madrasah dalam jumlah
besar adalah Al-Daris fi Tarikh al-Madaris, karya Al-Nu‘aymi. 20
Tampaknya, inovasi lembaga madrasah berakar pada lembaga masjid.
Munculnya masjid-khan, yaitu masjid yang menyediakan penginapan
bagi penuntut ilmu, adalah merupakan tahapan transisi. Meskipun dengan
18 Sayili, “The Institutions of Science and Learning,” h. 115-118.
19 Nasr, Science and Civilization, h. 46; Stanton, Higher Learning, h. 105.
20 ‘Abd al-Qadir al-Nu‘aymi, al-Daris fi Tarikh al-Madaris (Beirut: Dar al-
Kutub al-‘Ilmiyyah, 1990), 2 volume.
44