Page 87 - SEJARAH PENDIDIKAN ISLAM
P. 87

SEJARAH PENDIDIKAN ISLAM


             Kairo sebuah Sekolah Penerjemahan didirikan pada tahun 1836 dengan
             salah satu tokoh sentralnya adalah Rifa‘ah al-Thahtawi (w. 1290/1873)
             yang pernah belajar di Prancis dan menerjemahkan sejumlah karya
             ilmiah Barat ke dalam bahasa Arab.  Pada paruh kedua abad ke-13/
                                                 13
             19 di Mesir terdapat surat kabar Al-Waqa’i’ al-Mishriyyah dan majalah
             Rawdhah al-Madaris yang sangat membantu memperkenalkan ide-ide
             kemajuan dari Barat. Di India, Ahmad Khan mengupayakan penerjemahan
             karya-karya penting Eropa melalui pendirian The Translation Society,
             pada tahun 1864. Dia juga memelopori penerbitan jurnal Tahdzib al-
             Akhlaq yang terbit pertama kali pada 1870.  Proses penerjemahan ini
                                                        14
             mengingatkan kembali pada kegiatan penerjemahan yang dilakukan
             pada masa Abbasiyah melalui lembaga Bayt al-Hikmah.



             2. Pola revitalisasi sistem pendidikan Islam
                  Pola kedua dari pembaruan pendidikan Islam mendasarkan diri
             pada modal sejarah dan tradisi pendidikan Islam yang sudah ada di
             tengah masyarakat sejak lama. Tampaknya, contoh terbaik dari pola
             ini adalah apa yang dilakukan oleh Universitas Al-Azhar di Kairo. Al-
             Azhar berdiri sebagai sebuah masjid lebih dari seribu tahun yang lalu
             pada zaman Dinasti Fathimiyah (297-567/909-1171). Sesuai praktik
             yang umum pada zamannya Jami‘ al-Azhar menjalankan fungsi lembaga
             pendidikan di samping fungsi sebagai rumah ibadah. Setelah melalui
             masa-masa jaya pada zaman Fathimiyah, Jami‘ al-Azhar ditutup selama
             hampir satu abad oleh Salah al-Din al-Ayyubi (‘Ayyubiyah, 564-589/
             1169-1193) dengan alasan untuk menghapus pengaruh Syi‘ah yang
             diusung oleh Azhar. Jami‘ al-Azhar kembali berfungsi optimal pada masa
             Mamluk dan Turki Usmani dan menjadi salah satu lembaga pendidikan
             tinggi paling berpengaruh.

                  Akan tetapi kemudian kualitas pendidikan di Jami‘ al-Azhar menurun
             seiring dengan kemandekan pendidikan Islam secara umum. Upaya-upaya
             pembaruan terhadap sistem pendidikan di Al-Azhar didasarkan terutama



                  13  Ibid., h. 69.
                  14  Mukti Ali, Alam Pikiran Islam Modern di India dan Pakistan (Bandung: Mizan,
             1993), h. 66.

                                              77
   82   83   84   85   86   87   88   89   90   91   92