Page 90 - SEJARAH PENDIDIKAN ISLAM
P. 90

SEJARAH PENDIDIKAN ISLAM


            diperoleh anak wanita. Dominasi pria dalam dunia ilmiah dan karir
            akademis secara baik ditunjukkan oleh studi Ruth Roded.  Keadaan
                                                                      17
            ini pada dasarnya tidak bersesuaian dengan doktrin-doktrin teoretis
            tentang kesetaraan laki-laki dan perempuan sebagaimana dapat dirujuk
            dalam Alquran dan Hadis Nabawi. Contoh yang diberikan oleh Rasulullah
            saw. dalam memberikan pendidikan kepada laki-laki maupun perempuan
            tidak lagi menjadi praktik yang umum setelah beliau wafat. 18
                 Persoalan akses perempuan terhadap pendidikan menjadi aspek penting
            dalam upaya pembaruan pendidikan Islam awal abad ke-13/19. Di
            Mesir upaya membuka ruang pendidikan bagi perempuan didengungkan
            pertama kali oleh Rifa’ah al-Tahtawi (w. 1873) melalui bukunya yang
            berjudul Al-Mursyid al-Amin lil-Banat wa al-Banin. Baginya, adalah merupakan
            kekeliruan besar manakala umat Islam tidak mendidik perempuan, karena
            itu berarti kehilangan sumber daya yang sangat besar. Di samping itu,
            praktik tersebut juga merupakan penyimpangan dari panduan doktrin
            Islam sebagaimana terdapat dalam ayat-ayat Alquran dan Hadis Nabawi.

                 Pada masa-masa berikutnya pemberian kesempatan pendidikan kepada
            perempuan menjadi salah satu aspek penting dalam pembaruan pendidikan
            Islam. Dalam konteks Indonesia, pada tahun 1923 di Minangkabau didirikan
            sebuah sekolah khusus untuk perempuan, yakni Sekolah Rahmah al-
            Yunusiyah. Sekolah ini mempelopori upaya mendidik dan memberi peluang
            kemajuan bagi perempuan.  Universitas al-Azhar Kairo kemudian membuka
                                     19
            Kulliyat al-Banat, fakultas khusus untuk perempuan, pada awal 1960an.
            Sejak itu, akses perempuan terhadap pendidikan formal terus membaik.
            Pada saat sekarang ini, semua jenis dan jenjang pendidikan formal telah
            terbuka bagi perempuan.



            2. Aspek Epistemologi
                 Salah satu masalah besar yang menimpa pendidikan Islam setelah
            penjajahan oleh bangsa-bangsa Barat adalah munculnya dikotomi




                 18  Fatima Mernissi, Pemberontakan Wanita: Peran Intelektual Kaum Wanita Dalam
            Sejarah Muslim, terj. Rahmani Astuti (Bandung: Mizan, 1999).
                 19  Deliar Noer, Gerakan Modern Islam di Indonesia, 1900-1942 (Jakarta: LP3ES,
            1988), h. 62-65.

                                             80
   85   86   87   88   89   90   91   92   93   94   95