Page 102 - Transformasi Media Pembelajaran Berbasis Kearifan Lokal di Era Digital
P. 102
strategi lokalisasi konten, penguatan kapasitas guru,
infrastruktur inklusif, asesmen kontekstual, dan
mekanisme perlindungan budaya. Sejalan dengan
pandangan UNESCO (2021), digitalisasi yang sensitif
terhadap nilai budaya mampu menjadi kekuatan yang
memperluas kesempatan belajar tanpa mengikis jati diri
lokal, menghadirkan proses pendidikan yang setara,
inklusif, dan bermakna bagi seluruh peserta didik..
3. Studi Kasus Implementasi Teknologi dan
Kearifan Lokal dalam Media Digital
Transformasi digital di kelas Indonesia tidak
hanya menghadirkan inovasi teknis, tetapi juga membuka
jalan untuk pelestarian budaya lokal melalui
pembelajaran yang lebih kontekstual dan bermakna.
Sejumlah studi kasus membuktikan bahwa ketika
teknologi digital dirancang secara partisipatif, sensitif
terhadap nilai budaya, dan menempatkan komunitas
lokal sebagai mitra, hasilnya bukan hanya peningkatan
akademik, tetapi juga penguatan identitas budaya
generasi muda.
Salah satu contoh menarik datang dari game
edukasi “Si Pitung” yang mengangkat kisah pahlawan
rakyat Betawi ke dalam format permainan interaktif.
Menurut penelitian Hoesen (2022), game ini tidak hanya
memotivasi siswa untuk belajar, tetapi juga menanamkan
nilai keberanian dan kecintaan pada budaya Betawi
melalui proses bermain yang menyenangkan. Inovasi ini
menegaskan bahwa narasi budaya lokal yang dikemas
dalam format digital dapat menjadi medium efektif
pendidikan karakter sekaligus media hiburan edukatif.
Pendekatan digital storytelling yang dipadukan
dengan gamifikasi juga berhasil meningkatkan kualitas
hasil belajar akademik sekaligus aspek afektif siswa. Studi

