Page 104 - Transformasi Media Pembelajaran Berbasis Kearifan Lokal di Era Digital
P. 104
tantangan interaktif yang dirancang untuk
menumbuhkan rasa ingin tahu sejarah sekaligus
kesadaran akan budaya bahari Indonesia. Penelitian ini
menyoroti kemampuan VR mengubah kunjungan
museum menjadi pengalaman pembelajaran aktif yang
menarik bagi generasi digital natives.
Tidak semua inovasi harus berbasis teknologi
tinggi untuk berdampak luas. Studi oleh Putri, Bahri, &
Azhar (2023) mengembangkan mainan edukatif “Julang
Ngapak” berbasis budaya Sunda melalui pendekatan
User-Centered Design. Mainan sederhana ini terbukti
efektif menumbuhkan minat belajar anak usia dini
sekaligus mendukung perkembangan kognitif, afektif, dan
motorik mereka. Studi ini menegaskan bahwa pelestarian
budaya lokal dapat dimulai dari integrasi sederhana
namun bermakna ke dalam alat belajar anak.
Selain itu, Sidiq & Ishartono (2022)
mengembangkan aplikasi edukasi adaptif budaya
Nusantara yang menggabungkan permainan kuis,
animasi, dan cerita interaktif. Hasil penelitian mereka
menunjukkan bahwa aplikasi ini meningkatkan
pemahaman budaya siswa secara signifikan pada
kelompok eksperimen dibandingkan kelompok kontrol.
Temuan ini menunjukkan bahwa aplikasi adaptif dapat
membantu personalisasi pembelajaran budaya sesuai
dengan kebutuhan siswa.
Seluruh studi kasus tersebut memperlihatkan
spektrum pendekatan yang beragam - mulai dari game
sederhana, modul digital, hingga teknologi imersif seperti
VR - namun memiliki benang merah yang sama:
keberhasilan integrasi budaya dalam media digital sangat
ditentukan oleh keotentikan konten, relevansi konteks,
dan partisipasi komunitas lokal. Dengan demikian,
teknologi tidak sekadar menjadi alat modernisasi
pendidikan, tetapi katalis untuk merawat memori kolektif

