Page 106 - Transformasi Media Pembelajaran Berbasis Kearifan Lokal di Era Digital
P. 106
yang tidak dilindungi sistem keamanan yang baik. Kondisi
ini meningkatkan kerentanan terhadap ancaman
peretasan (hacking), serangan phishing, maupun
kebocoran data yang dapat berdampak pada keselamatan
anak.
Etika penggunaan teknologi digital juga menjadi
tantangan tersendiri. Misalnya, penggunaan kamera saat
online learning dapat menimbulkan isu hak privasi
karena aktivitas rumah tangga siswa ikut terekam tanpa
persetujuan penuh. Demikian pula, penggunaan data
learning analytics untuk menilai kinerja siswa tanpa
penjelasan atau persetujuan yang jelas berpotensi
melanggar prinsip transparansi dan keadilan.
Untuk mengatasi masalah ini, pendidikan
mengenai etika digital, literasi data, dan kecakapan “cyber
hygiene” harus ditanamkan sejak usia dini sebagai bagian
dari kurikulum resmi. Cyber hygiene mengajarkan siswa
cara mengamankan kata sandi, mengenali ancaman
phishing, menjaga kerahasiaan informasi pribadi, serta
bersikap bertanggung jawab dalam berbagi data daring.
Studi internasional oleh Livingstone dan Stoilova (2021)
menegaskan bahwa program literasi privasi digital yang
diajarkan secara konsisten di sekolah mampu
meningkatkan kesadaran dan keterampilan perlindungan
data pada anak, sehingga mengurangi risiko insiden
keamanan daring.
Dari sisi institusi, sekolah dan pemerintah daerah
harus membangun protokol perlindungan data dan
kebijakan tanggap darurat insiden siber yang jelas dan
terstandardisasi. Protokol ini mencakup persetujuan
(informed consent) dari orang tua atau wali sebelum data
anak dikumpulkan, penerapan enkripsi dan autentikasi
ganda untuk akses data, audit berkala terhadap
keamanan platform digital, serta mekanisme
penghapusan data bila tidak lagi digunakan. Suci Sofralda

