Page 98 - Transformasi Media Pembelajaran Berbasis Kearifan Lokal di Era Digital
P. 98
pengguna, dan kesenjangan infrastruktur yang bisa
memperbesar ketimpangan digital antarwilayah. Untuk
itu, penerapan metaverse sebaiknya dimulai dengan pilot
project terukur, berbasis etika dan inklusif, dengan
dukungan kebijakan yang jelas.
Selain teknologi mutakhir tersebut, LMS dan
platform e-learning yang berkembang pesat sejak masa
pandemi kini menjadi tulang punggung hybrid learning di
banyak sekolah dan perguruan tinggi Indonesia. LMS
bukan hanya mengelola materi daring, forum diskusi, dan
penugasan interaktif (Suci Sofralda, 2019), tetapi juga
berperan strategis sebagai repositori konten lokal-digital,
portofolio siswa, hingga arsip validasi komunitas budaya,
asalkan disertai interoperabilitas konten dan opsi akses
offline-first bagi sekolah di wilayah dengan keterbatasan
internet.
Dengan demikian, kehadiran AI, VR, gamifikasi,
dan metaverse di ruang kelas Indonesia bukanlah tujuan
akhir, tetapi sarana untuk membentuk pengalaman
belajar yang lebih personal, kontekstual, dan bermakna.
Untuk memastikan keberhasilan transformasi digital ini,
empat pilar harus diperkuat: literasi digital guru, desain
instruksional yang berpijak pada tujuan pembelajaran
dan nilai budaya, infrastruktur inklusif, serta regulasi
etika-data dan pelibatan komunitas. Dengan pijakan
tersebut, teknologi akan menjadi pengungkit untuk
menghadirkan kearifan lokal ke dalam kelas digital -
membuatnya dekat, hidup, dan relevan bagi generasi
muda.
2. Pendidikan Era Digital: Antara Demokratisasi
dan Homogenisasi
Transformasi digital menghadirkan wajah ganda
bagi dunia pendidikan di Indonesia. Di satu sisi, teknologi

