Page 96 - Transformasi Media Pembelajaran Berbasis Kearifan Lokal di Era Digital
P. 96

agar  teknologi  menjadi  sarana  pemberdayaan,  bukan
               sekadar hiburan.
                       Kecerdasan buatan kini memampukan guru dan
               siswa  menikmati  pembelajaran  personalisasi.  AI
               membantu  memetakan  kebutuhan  belajar  tiap  siswa,
               memberi  rekomendasi  materi  sesuai  profil  mereka,
               menyediakan      umpan      balik   otomatis,    hingga
               menyesuaikan tingkat kesulitan latihan secara real time.
               Di Indonesia, contohnya adalah aplikasi edukasi berbasis
               Android     untuk    mata    pelajaran   agama     yang
               dikembangkan menggunakan MIT App Inventor. Evaluasi
               empiris menunjukkan tingkat validitas 0,89, praktikalitas
               0,79,  dan  efektivitas  0,96  -  semuanya  masuk  kategori
               sangat  baik,  serta  terbukti  meningkatkan  motivasi  dan
               capaian belajar siswa (Fameska, 2023). Meski demikian,
               keberhasilan AI tidak boleh lepas dari isu etika data dan
               inklusivitas  algoritma,  karena  personalisasi  yang  bias
               berisiko  menyingkirkan  konteks  budaya  lokal  yang
               seharusnya justru menjadi bagian integral pembelajaran.
                       Pada  bidang  sains,  pengembangan  media
               pembelajaran  fisika  berbasis  Android  yang  dirancang
               dengan  model  empat  tahap  (4-D)  terbukti  efektif
               mendukung visualisasi konsep-konsep abstrak. Uji coba
               di SMK melaporkan validitas 0,85, praktikalitas 0,92, dan
               efektivitas  0,92,  menegaskan  kemampuan  teknologi
               mobile lokal-digital mengatasi kesulitan konseptual yang
               tak mudah dijangkau lewat metode tradisional (Ikhbal,
               2020).  Ini  menunjukkan potensi teknologi yang murah
               dan kontekstual untuk mempercepat penguasaan konsep
               sekaligus mendekatkan siswa pada pengalaman belajar
               yang interaktif.
                       Virtual  reality  (VR)  menghadirkan  pengalaman
               belajar  imersif  yang  mengubah  cara  siswa  mengakses
               pengetahuan: bukan lagi sekadar mendengar penjelasan,
               tetapi   mengalami      langsung    skenario   edukatif.
   91   92   93   94   95   96   97   98   99   100   101