Page 112 - Transformasi Media Pembelajaran Berbasis Kearifan Lokal di Era Digital
P. 112
siswa dalam menemukan konsep melalui proses
eksplorasi mandiri, investigasi, dan refleksi. Integrasi
discovery learning dengan teknologi digital - misalnya
melalui simulasi virtual laboratorium, forum diskusi
daring, atau aktivitas field-to-digital loop - mendorong
kemampuan berpikir kritis, analitis, serta literasi
sainstifik siswa (Nasution, 2021).
Pendekatan ini menjadi lebih relevan ketika
dipadukan dengan kearifan lokal. Misalnya, siswa diajak
mempelajari pola simetri tenun tradisional melalui
aplikasi matematika interaktif berbasis AR (Augmented
Reality) atau mengamati teknik pengolahan sumber daya
alam secara tradisional sebagai bagian dari pelajaran IPA
berbasis discovery. Hal ini tidak hanya menumbuhkan
keterampilan kognitif, tetapi juga memperkuat apresiasi
terhadap budaya lokal serta menginternalisasi nilai
pelestarian lingkungan dan kebersamaan sosial.
Penggunaan gamifikasi dan discovery learning
dengan basis kearifan lokal memiliki potensi besar dalam
penguatan karakter kebangsaan. Melalui narasi lokal yang
dipadukan dengan tantangan digital, siswa tidak hanya
belajar pengetahuan faktual tetapi juga mengalami nilai-
nilai budaya, seperti gotong royong, keberanian, kerja
keras, dan toleransi. Dengan demikian, teknologi tidak
menjadi alat yang mengikis budaya, melainkan sarana
yang memperkuat jati diri dan integritas generasi muda.
Dari perspektif psikologis, integrasi elemen
permainan dalam discovery learning juga membantu
menumbuhkan growth mindset pada siswa. Reward yang
diberikan bukan hanya berfokus pada hasil akhir, tetapi
juga pada usaha, proses kolaboratif, dan keberanian
untuk mencoba ulang saat gagal. Model seperti ini
mendukung pembentukan sikap resilien dan percaya diri,
yang penting untuk menghadapi tantangan belajar di era
digital yang dinamis.

