Page 115 - Transformasi Media Pembelajaran Berbasis Kearifan Lokal di Era Digital
P. 115

ini  memfasilitasi  pembelajaran  yang  lebih  kontekstual,
               kreatif, dan menyenangkan bagi siswa, terutama dalam
               menjembatani  kesenjangan  antara  pengetahuan  tradisi
               dan kompetensi abad ke-21.
                       Salah satu contoh keberhasilan adalah digitalisasi
               bahan  ajar  ekologi  berbasis  praktik  lokal,  yang
               memanfaatkan  pengetahuan  ekologis  masyarakat
               tradisional  untuk  pembelajaran  sains.  Studi  Hunaepi
               (2017) menunjukkan bahwa pendekatan ini tidak hanya
               membuat  materi  ekologi  lebih  mudah  dipahami,  tetapi
               juga  menumbuhkan  sikap  ilmiah  dan  kepedulian
               lingkungan  pada  mahasiswa  dan  siswa  sekolah  dasar.
               Contoh  lain  datang  dari  Liza  Andriani  (2023),  yang
               menemukan  bahwa  penggunaan  digital  storytelling,  e-
               module  multi-format,  game  edukasi  berbasis  cerita
               rakyat,  serta  video  kerajinan  tradisional  mampu
               meningkatkan motivasi belajar, literasi multimodal, dan
               pemahaman  konsep  ilmiah  pada  peserta  didik  dari
               tingkat dasar hingga perguruan tinggi.
                       Agar    transformasi    ini   berjalan   efektif,
               pengembang  dan  pendidik  perlu  mengadopsi  strategi
               kreatif berbasis kolaborasi lintas pemangku kepentingan.
               Strategi  ini  bukan  hanya  soal  menghadirkan  teknologi,
               tetapi  juga  memastikan  bahwa  konten  yang  disajikan
               tetap  autentik,  bermakna,  dan  kontekstual  dengan
               kehidupan  siswa.  Beberapa  pendekatan  yang  dapat
               dilakukan antara lain:
                   a.  Digital  Storytelling. Cerita rakyat, mitos  lokal,
                       atau sejarah daerah dapat diadaptasi menjadi
                       narasi interaktif berbasis multimedia. Dengan
                       pendekatan  ini,  siswa  tidak  hanya  belajar
                       bahasa,  tetapi  juga  menginternalisasi  nilai
                       moral,  sosial,  dan  kearifan  lingkungan  yang
                       diwariskan      leluhur.    Misalnya,     kisah
                       kepahlawanan  tokoh  lokal  seperti  Si  Pitung
   110   111   112   113   114   115   116   117   118   119   120