Page 119 - Transformasi Media Pembelajaran Berbasis Kearifan Lokal di Era Digital
P. 119

Proses  analisis  kebutuhan  dan  potensi  lokal  ini
                       idealnya dilakukan melalui Focus Group Discussion
                       (FGD)  yang  melibatkan  guru,  tokoh  budaya  lokal,
                       orang tua, serta perwakilan siswa. Dengan cara ini,
                       kebutuhan  yang  diidentifikasi  bersifat  inklusif,
                       representatif,  dan  mencerminkan  realitas  lapangan.
                       Hasil analisis ini kemudian menjadi dasar agar konten
                       digital yang dikembangkan memiliki akar kuat pada
                       konteks  lokal,  sekaligus  relevan  untuk  mencapai
                       tujuan pembelajaran di era pendidikan 5.0.

                   b.  Desain Storyboard dan Konten

                       Tahap  kedua  dalam  pengembangan  media
                       pembelajaran  berbasis  kearifan  lokal  adalah
                       menyusun  kerangka  cerita  (storyboard)  dan
                       rancangan  konten  digital.  Tahap  ini  ibarat  peta
                       jalan  (blueprint)  yang  mengarahkan  bagaimana
                       ide-ide awal diterjemahkan menjadi produk digital
                       yang  siap  digunakan.  Storyboard  membantu
                       semua  pihak  yang  terlibat  untuk  memiliki
                       gambaran yang sama sebelum produksi dilakukan
                       Beberapa fungsi utama storyboard dalam konteks
                       ini antara lain:
                       1)  Menentukan  Alur  Cerita  atau  Narasi  Digital
                          Storytelling.  Storyboard  memastikan  alur
                          cerita  tersusun  secara  runtut,  menarik,  dan
                          sesuai dengan tujuan pembelajaran. Misalnya,
                          cerita  rakyat  bisa  dikemas  dalam  struktur
                          "awal–konflik–penyelesaian"  sehingga  siswa
                          dapat mengikuti jalannya narasi dengan mudah
                          sekaligus memahami pesan moralnya.
                       2)  Menyusun     Peta    Interaktivitas   Media.
                          Rancangan  ini  juga  mendefinisikan  titik-titik
                          interaksi  pengguna,  seperti  tombol  klik,
                          cabang  cerita  (branching  scenarios),  kuis
   114   115   116   117   118   119   120   121   122   123   124