Page 117 - Transformasi Media Pembelajaran Berbasis Kearifan Lokal di Era Digital
P. 117
belajar yang mendalam ini, siswa memperoleh
pemahaman yang lebih kontekstual sekaligus
meningkatkan rasa memiliki terhadap budaya
lokal.
Transformasi tradisi ke format digital yang efektif
dan berkelanjutan tidak dapat dilakukan secara instan
Selain strategi kreatif, Tahapan pengembangan yang
terstruktur menjadi kunci keberhasilan untuk
memastikan bahwa konten digital yang dihasilkan tepat
guna secara pedagogis, valid secara budaya, dan menarik
secara visual bagi siswa. Tahapan ini melibatkan lintas
pemangku kepentingan - guru, siswa, komunitas budaya,
akademisi LPTK, dan pengembang IT - agar hasil akhir
menjadi media yang relevan bagi pembelajaran dan
bermakna bagi pelestarian budaya.
Berdasarkan rekomendasi Mesra (2023) dan
praktik baik yang telah dilakukan di berbagai sekolah,
tahapan tersebut adalah:
a. Analisis Kebutuhan dan Potensi Lokal
Tahap awal ini merupakan fondasi utama dalam
mengembangkan media pembelajaran berbasis
kearifan lokal. Analisis kebutuhan tidak hanya
dimaknai sebagai pemetaan kompetensi yang
ingin dicapai, tetapi juga sebagai upaya
memastikan keterhubungan antara kurikulum,
potensi lokal, dan profil siswa. Beberapa aspek
penting yang harus diperhatikan meliputi:
1) Kompetensi Kurikulum. Identifikasi standar
kompetensi dan capaian pembelajaran yang
relevan dengan konten lokal. Misalnya, dalam
mata pelajaran IPA, siswa dapat mempelajari
konsep ekologi melalui praktik tradisi menjaga
hutan atau sistem pertanian lokal. Sementara
dalam pelajaran bahasa, cerita rakyat dapat

