Page 127 - Transformasi Media Pembelajaran Berbasis Kearifan Lokal di Era Digital
P. 127
(komunitas, sekolah, pengembang)
mendapat keadilan.
g. Refinement (Penyempurnaan Produk)
Agar inovasi tidak berhenti pada tahap pilot,
diperlukan langkah strategis untuk
menginstitusionalisasikan praktik ini ke dalam
sistem pendidikan yang lebih luas.
1) Penganggaran dan Dukungan Kebijakan.
Pemerintah daerah atau dinas pendidikan
dapat memasukkan program digitalisasi
budaya ke dalam APBD sektor pendidikan.
Pada tingkat nasional, kebijakan dapat
mendorong pembentukan laboratorium
inovasi digital pendidikan di sekolah-
sekolah percontohan (UNESCO, 2021).
2) Integrasi ke Kurikulum Formal. Media yang
sudah tervalidasi bisa dimasukkan sebagai
bahan ajar resmi atau suplemen
pembelajaran dalam Kurikulum Merdeka,
terutama untuk mata pelajaran bahasa, seni
budaya, IPS, dan IPA berbasis kearifan lokal.
3) Model Pengembangan Profesional Guru
(PD). Penggunaan media digital ini perlu
didukung dengan pelatihan guru
berkelanjutan. Program PD dapat
diintegrasikan ke sertifikasi atau diberikan
dalam bentuk micro-credential agar guru
termotivasi.
4) Replikasi dan Jaringan. Produk yang sukses
bisa direplikasi ke sekolah lain melalui
jaringan komunitas guru atau konsorsium
universitas–komunitas–startup. Model ini
juga memungkinkan kolaborasi lintas
daerah, sehingga konten budaya dari satu

