Page 135 - Transformasi Media Pembelajaran Berbasis Kearifan Lokal di Era Digital
P. 135

Secara       ringkas,     kolaborasi      antara
               sekolah/kampus,     startup,   dan    komunitas    lokal
               menawarkan  jalan  bagi  digitalisasi  tradisi  yang  lebih
               beretika,  pedagogis,  dan  berkelanjutan.  Keberhasilan
               proyek seperti Si Pitung serta inisiatif digital batik atau
               wayang  menegaskan  bahwa  bila  peran  aktor
               didefinisikan jelas, model kolaborasi dipilih secara tepat,
               tata kelola etis diberlakukan, dan kerangka evaluasi yang
               robust  diterapkan,  maka  produk  digital  kebudayaan
               dapat  menjadi  sumber  pembelajaran  yang  bermakna
               sekaligus aset ekonomi bagi komunitas (Hoesen, 2022;
               Farid, 2012; Alimuddin, 2023).

               3.  Komparasi Kebijakan dan Tren Global
                   Digitalisasi Budaya
                      Secara  global,  Indonesia  mulai  diakui  sebagai
               salah  satu  pionir  dalam  riset  dan  praktik  digitalisasi
               budaya  lokal  di  ranah  pendidikan,  terutama  karena
               berhasil  mengintegrasikan  konten  berbasis  tradisi  ke
               dalam kurikulum sekolah dasar hingga perguruan tinggi.
               Tren  publikasi  dan  jumlah  output  pendidikan  berbasis
               budaya digital di Indonesia bahkan tercatat lebih tinggi
               dibandingkan  negara-negara  lain  di  kawasan  Asia
               Tenggara  (Arjaya,  2024).  Hal  ini  menunjukkan  bahwa
               inovasi  di  Indonesia  tidak  hanya  bersifat  eksperimen,
               tetapi telah mencapai tahap difusi dan implementasi yang
               relatif luas.
                      Jika  dibandingkan  dengan  praktik  di  Australia,
               pendekatan     Indigenous    Knowledge     Management
               menekankan posisi komunitas adat sebagai aktor utama
               dalam  desain,  validasi,  dan  distribusi  materi  digital.
               Prinsip  knowledge  sovereignty  atau  kedaulatan
               pengetahuan  menjadi  basis  kebijakan,  sehingga  hak
               komunitas  atas  narasi  dan  representasi  budaya  selalu
   130   131   132   133   134   135   136   137   138   139   140