Page 138 - Transformasi Media Pembelajaran Berbasis Kearifan Lokal di Era Digital
P. 138
4. Kendala, Tantangan, dan Solusi
Digitalisasi budaya dalam pendidikan tidak hanya
membuka peluang besar untuk melestarikan tradisi dan
memperkaya pembelajaran, tetapi juga menghadirkan
berbagai kendala yang perlu dicermati. Tantangan teknis,
pedagogis, dan etis sering muncul seiring keterbatasan
infrastruktur, literasi digital, serta tata kelola kolaborasi.
Karena itu, analisis hambatan dan solusi strategis menjadi
penting agar upaya digitalisasi tidak berhenti pada
dokumentasi, melainkan benar-benar bertransformasi
menjadi praktik pendidikan yang berkelanjutan.
Kesenjangan akses infrastruktur digital tetap
menjadi hambatan struktural paling mendasar.
Perbedaan ketersediaan perangkat, kapasitas jaringan,
dan pemeliharaan infrastruktur antarwilayah (urban vs
rural, pulau besar vs pulau kecil) menyebabkan akses
terhadap materi pembelajaran digital berbasis budaya
menjadi tidak merata; ini memengaruhi siapa yang bisa
berpartisipasi dalam produksi maupun pemanfaatan
konten. Konsekuensinya bukan hanya ketidaksetaraan
akses, tetapi juga distorsi dalam representasi budaya
apabila hanya sebagian komunitas yang berhasil
digitalisasi materi mereka. Untuk hal ini, kebijakan
nasional yang memperluas akses infrastruktur dan paket
konektivitas pendidikan terbukti penting sebagaimana
dianjurkan oleh organisasi internasional yang menangani
kebijakan pendidikan dan warisan digital (Brata, 2021).
Kapasitas sumber daya manusia - khususnya
kemampuan pedagogis dan literasi digital guru -
merupakan tantangan kedua yang besar. Banyak guru
menghadapi kesulitan teknis dalam memproduksi atau
mengadaptasi konten lokal menjadi format digital yang
efektif secara pembelajaran; belum lagi keterbatasan
waktu, beban administrasi, dan minimnya insentif

