Page 156 - Transformasi Media Pembelajaran Berbasis Kearifan Lokal di Era Digital
P. 156
penelitian dan pengembangan (R&D) yang berkelanjutan
(Arifin, 2018).
Lebih jauh, laboratorium riset di lingkungan LPTK
(Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan) berfungsi
sebagai ekosistem pembelajaran lintas disiplin.
Mahasiswa calon guru, komunitas budaya, serta startup
lokal dapat dilibatkan secara aktif untuk mengembangkan
produk pendidikan, seperti kurikulum tematik, media
pembelajaran berbasis aplikasi, maupun modul digital
kontekstual. Praktik ini memperkuat jejaring antara dunia
akademik, masyarakat, dan industri kreatif (Wijayanto,
2022).
Peran dosen sebagai arsitek inovasi juga
tercermin dalam mentorship dan capacity building. Dosen
dapat memfasilitasi mahasiswa untuk menjadi co-creator
dalam pengembangan media, membimbing mereka
dalam riset terapan, sekaligus menghubungkan mereka
dengan komunitas lokal dan mitra industri. Proses ini
tidak hanya menumbuhkan keterampilan teknis, tetapi
juga membangun kepekaan sosial-budaya yang sangat
dibutuhkan di lapangan.
Dalam kerangka Tridharma Perguruan Tinggi,
laboratorium riset menjadi ruang sinergi yang nyata,
dengan indikator keberhasilan sebagai berikut:
3.1. Pendidikan
Laboratorium riset menghasilkan media ajar
inovatif, memperkaya pengalaman belajar mahasiswa,
dan menyediakan sarana praktik berbasis kasus nyata.
Misalnya, mahasiswa PGSD di Universitas Negeri
Yogyakarta (UNY) terlibat dalam pembuatan digital
storybook berbasis cerita rakyat untuk pembelajaran
literasi anak SD. Indikator keberhasilan pendidikan
mencakup:

