Page 161 - Transformasi Media Pembelajaran Berbasis Kearifan Lokal di Era Digital
P. 161

kemudian diuji coba di kelas IV dan direvisi berdasarkan
               respons siswa serta guru.
                      Kedua, gunakan siklus ADDIE atau Dick & Carey
               yang  diperluas.  Kerangka  ADDIE  (Analysis,  Design,
               Development, Implementation, Evaluation) atau Dick &
               Carey  terbukti  sistematis,  namun  perlu  dimodifikasi
               dengan  menambahkan  dua  tahap  penting:  eksplorasi
               konteks lokal dan diseminasi produk digital. Eksplorasi
               konteks  lokal  memastikan  media  yang  dikembangkan
               berakar  pada  budaya,  tradisi,  dan  kebutuhan  nyata
               sekolah, sedangkan diseminasi produk mendorong agar
               hasil inovasi tidak berhenti di satu ruang kelas, melainkan
               menyebar  ke  komunitas  guru  atau  jaringan  nasional
               (Arifin,  2018).  Contohnya,  guru  di  Jawa  Tengah
               mengembangkan  komik  digital  tentang  sejarah  Batik
               Lasem,  yang  kemudian  dipublikasikan  dalam  forum
               MGMP  dan  digunakan  oleh  sekolah-sekolah  lain  di
               wilayah tersebut.
                      Ketiga,  integrasikan  hasil  riset  tindakan  kelas
               (PTK) dan penelitian R&D ke dalam pelatihan guru. Model
               pengembangan media akan lebih efektif jika didasarkan
               pada riset nyata. Guru dapat dilatih untuk mengadaptasi
               temuan dari PTK dan R&D, sehingga mereka tidak hanya
               menjadi  pengguna  pasif  (user)  tetapi  juga  pencipta
               bersama (co-creator) konten digital. Misalnya, guru IPS di
               Yogyakarta yang melakukan PTK tentang pembelajaran
               sejarah  lokal  menghasilkan  video  storytelling  tentang
               perjuangan  Pangeran  Diponegoro.  Produk  tersebut
               kemudian  dipakai  lintas  sekolah  dalam  pembelajaran
               sejarah (Pahleviannur, 2022).
                      Keempat, bangun database sumber belajar lokal-
               digital berbasis open access. Inovasi yang dihasilkan guru
               dan calon guru sering kali berhenti pada level lokal karena
               tidak  terdokumentasi  dengan  baik.  Dengan  adanya
   156   157   158   159   160   161   162   163   164   165   166