Page 162 - Transformasi Media Pembelajaran Berbasis Kearifan Lokal di Era Digital
P. 162
repositori terbuka, produk-produk digital seperti video
tutorial, digital storybook, atau aplikasi game berbasis
budaya lokal dapat diakses, direplikasi, dan diadaptasi
lintas sekolah maupun daerah. Misalnya, program
“Rumah Belajar” dari Kemendikbud bisa diperluas
menjadi repositori khusus media lokal-digital, sehingga
karya guru di Papua tentang musik Tifa atau karya guru di
Bali tentang tarian Legong dapat diakses oleh guru lain di
seluruh Indonesia.
Kelima, sertakan asesmen pemetaan kesiapan
TPACK (Technological, Pedagogical, and Content
Knowledge). Pengembangan dan implementasi media
digital harus memperhatikan keseimbangan kompetensi
guru dalam aspek teknologi, pedagogi, dan konten.
Dengan melakukan asesmen TPACK sejak awal, pelatihan
guru dapat disesuaikan dengan kebutuhan spesifik.
Misalnya, guru di daerah urban yang kuat secara digital
namun lemah dalam eksplorasi budaya lokal diberi
pelatihan tentang integrasi kearifan lokal, sementara guru
di daerah rural yang kaya budaya tetapi terbatas
teknologi difasilitasi dengan perangkat offline-first dan
PWA sederhana (Tirtoni, 2022).
Secara keseluruhan, saran-saran ini menunjukkan
bahwa keberhasilan pengembangan media pembelajaran
lokal-digital bergantung pada kombinasi antara kerangka
desain yang sistematis, riset berbasis konteks, serta
dukungan infrastruktur berbagi pengetahuan. Dengan
model ini, guru dan calon guru dapat bergerak dari
sekadar pengguna menjadi produsen inovasi pendidikan
yang berakar pada budaya lokal namun tetap adaptif
terhadap perkembangan global.

