Page 17 - Transformasi Media Pembelajaran Berbasis Kearifan Lokal di Era Digital
P. 17

Dalam  konteks  pendidikan,  dampak  nyata  dari
               mekanisme  tersebut  terlihat  pada  beberapa  ranah.
               Pertama,  pergeseran  orientasi  nilai:  siswa  lebih
               mengonsumsi  referensi  budaya  global  (musik,  bahasa,
               gaya  hidup)  yang  seringkali  bertentangan  atau
               melampaui konteks nilai lokal, sehingga kecenderungan
               mengidentifikasi  diri  dengan  budaya  luar  meningkat
               (Kurniawan, 2018). Kedua, komodifikasi budaya: elemen-
               elemen  tradisi  yang  memiliki  makna  sosial  dan  ritual
               dikemas  untuk  konsumsi  massa  tanpa  konteks  etis  -
               mengurangi  kedalaman  makna  dan  melemahkan
               resonansi budaya di komunitas asal. Ketiga, bahasa dan
               pengetahuan  lokal  terancam:  jika  bahasa  daerah  tidak
               dimasukkan ke dalam praktik pembelajaran dan media,
               generasi  muda  berisiko  mengalami  erosi  kemampuan
               berbahasa lokal serta hilangnya pengetahuan tradisional
               yang terangkai dalam bahasa tersebut.
                      Perubahan  ini  juga  menimbulkan  dampak
               psikososial  pada  generasi  muda.  Ketika  identitas
               tradisional  tidak  lagi  dipelihara,  muncul  gejala  identity
               diffusion:  kebingungan  arah,  rendahnya  kebanggaan
               budaya, dan kecenderungan mengadopsi identitas yang
               bersifat  superfisial  atau  konsumtif.  Dampak  praktisnya
               meliputi menurunnya motivasi belajar yang terikat pada
               konteks lokal - misalnya, anak-anak yang tidak melihat
               relevansi  materi  sekolah  dengan  kehidupan  budaya
               mereka  cenderung  kurang  termotivasi  -  serta
               melemahnya  nilai-nilai  kolektif  seperti  gotong  royong
               atau tanggung jawab komunitas yang selama ini menjadi
               penopang karakter bangsa (Sulhan, 2018).
                      Selain itu, globalisasi memperlebar jurang antar-
               generasi. Orang tua dan guru yang tumbuh dalam tradisi
               seringkali  kesulitan  menafsirkan  simbol  dan  praktik
               budaya  yang  diikuti  generasi  muda.  Perbedaan  ini
   12   13   14   15   16   17   18   19   20   21   22