Page 32 - Transformasi Media Pembelajaran Berbasis Kearifan Lokal di Era Digital
P. 32

mengintegrasikan teknologi dengan strategi pengajaran
               yang sesuai konteks budaya.
                      Selain itu, LPTK perlu memainkan peran sebagai
               agen  transformasi  sosial.  Revitalisasi  tidak  hanya
               diarahkan  ke  ruang  kelas,  tetapi  juga  ke  fungsi
               kelembagaan sebagai produsen pengetahuan baru yang
               relevan  bagi  masyarakat.  Darling-Hammond  (2017)
               menekankan bahwa pendidikan guru harus membangun
               kapasitas  untuk  beradaptasi  dengan  perubahan  sosial
               yang  cepat,  sekaligus  mempertahankan  sensitivitas
               terhadap kebutuhan lokal. Artinya, LPTK tidak sekadar
               mencetak  guru,  melainkan  juga  membentuk  pemimpin
               pendidikan  yang  visioner,  inovatif,  dan  berakar  pada
               budaya bangsa.
                      Dengan  revitalisasi  menyeluruh,  LPTK  dapat
               bertransformasi  dari  lembaga  tradisional  yang  sering
               dipandang lamban menjadi pusat keunggulan pendidikan
               guru  yang  tangguh,  adaptif,  dan  kompetitif  di  kancah
               global. Pada titik ini, LPTK benar-benar akan berfungsi
               sebagai  motor  penggerak  transformasi  pendidikan
               Indonesia di era digital, tanpa kehilangan pijakan pada
               akar kearifan lokalnya.
               4.  Buku  Ini  sebagai  Jawaban:  Dari  Masalah  ke
               Solusi

                      Ada  kesenjangan  signifikan  dalam  literatur  dan
               pedagogi terkait integrasi kearifan lokal dengan teknologi
               pembelajaran  digital.  Selama  ini,  sumber-sumber
               akademik  banyak  membahas  secara  terpisah:  satu  sisi
               menekankan pelestarian budaya dan nilai-nilai kearifan
               lokal,  sementara  sisi  lain  lebih  menitikberatkan  pada
               pengembangan  teknologi  pendidikan.  Namun,  sangat
               sedikit kajian yang mampu menggabungkan kedua aspek
               tersebut  secara  komprehensif  dan  praktis.  Padahal,
               tantangan pendidikan kontemporer justru terletak pada
   27   28   29   30   31   32   33   34   35   36   37