Page 37 - Transformasi Media Pembelajaran Berbasis Kearifan Lokal di Era Digital
P. 37
kognitif scaffold - alat yang menuntun proses pemrosesan
informasi dan memfasilitasi pembentukan skema kognitif
baru. Prinsip-prinsip desain multimedia yang dibahas
oleh Mayer (2021) - mis. coherence (mengurangi elemen
yang tidak relevan), signaling (menyorot elemen penting),
segmenting (memecah materi ke bagian-bagian yang
dapat dicerna) - adalah pedoman praktis untuk membuat
media yang benar-benar memperkuat pemahaman,
bukan sekadar menarik perhatian. Ketika prinsip-prinsip
ini diaplikasikan, media menjadi sarana untuk
meningkatkan pemahaman konseptual dan retensi
jangka panjang.
Kedua, media bertindak sebagai sarana sosial yang
membentuk interaksi dan iklim belajar. Platform
kolaboratif, forum diskusi, atau tugas proyek berbasis
media memungkinkan pembelajaran yang bersifat
dialogis - peserta didik bukan hanya penerima pasif,
melainkan co-creators pengetahuan. Bukti empiris pada
konteks darurat transisi ke pembelajaran daring
menunjukkan bahwa desain interaksi (mis. tugas
kolaboratif, umpan balik real-time) sangat menentukan
kualitas pembelajaran online dan keterlibatan siswa
(Bond et al., 2020). Dalam konteks integrasi kearifan lokal,
media kolaboratif memungkinkan siswa dan komunitas
lokal bekerja sama - mis. mengumpulkan cerita lisan,
membuat peta budaya, atau mengembangkan modul
berbahasa daerah - sehingga pembelajaran menjadi
praktik sosial yang merawat budaya.
Ketiga, media adalah artefak budaya yang
membawa dan merepresentasikan nilai. Cara sebuah
budaya ditampilkan dalam media pembelajaran - gambar,
bahasa, narasi - mempengaruhi bagaimana siswa
memaknai dan menghargainya. Oleh karena itu, desain
media yang sensitif budaya (culturally responsive design)

