Page 39 - Transformasi Media Pembelajaran Berbasis Kearifan Lokal di Era Digital
P. 39

Praktik  desain  yang  efektif  untuk  menjadikan
               media sebagai kunci transformasi dapat diringkas dalam
               langkah-langkah  operasional:  mulailah  dari  analisis
               kebutuhan  (apa  yang  belum  dikuasai  siswa,  konteks
               budaya mereka, ketersediaan sumber), rapatkan tujuan
               pembelajaran dengan pengalaman media (apa yang siswa
               harus  lakukan  setelah  menggunakan  media),  terapkan
               prinsip  desain  multimedia  (Mayer,  2021)  untuk
               memaksimalkan  pemahaman,  libatkan  komunitas  lokal
               dalam  pembuatan  konten  agar  otentisitas  terjaga,  dan
               rancang  asesmen  yang  mencerminkan  tujuan  afektif,
               kognitif,  dan  praktek  (portofolio  digital,  proyek
               komunitas, penilaian kinerja). Di samping itu, pengukuran
               dampak  harus  melampaui  tes  kognitif  -  masukkan
               indikator motivasi, partisipasi komunitas, dan perubahan
               sikap terhadap budaya.
                      Peran  guru  dalam  ekosistem  ini  tidak  bisa
               diremehkan.  Guru  perlu  berkembang  dari  operator
               teknologi  menjadi  designer  of  learning  experiences:
               mampu  memilih,  memodifikasi,  dan  menyelaraskan
               media dengan tujuan instruksional dan konteks budaya.
               Hal  ini  menuntut  program  pengembangan  profesional
               berkelanjutan yang memadukan literasi media teknis dan
               kritik kultural - sebuah pendekatan yang juga mendukung
               keberlanjutan inovasi di lingkungan sekolah.
                      Secara kebijakan dan skala, potensi transformasi
               media perlu didukung oleh orientasi sistemik: investasi
               infrastruktur  (khususnya  untuk  wilayah  3T),  standar
               kualitas  media  pendidikan  yang  mengintegrasikan
               sensitivitas  budaya,  dan  kebijakan  yang  mendorong
               kolaborasi antar-pemangku kepentingan (LPTK, sekolah,
               industri kreatif, komunitas). Pengalaman semester daring
               darurat memberi pelajaran: teknologi dapat memperluas
               akses,  tetapi  tanpa  dukungan  pedagogis  dan  kebijakan
   34   35   36   37   38   39   40   41   42   43   44