Page 41 - Transformasi Media Pembelajaran Berbasis Kearifan Lokal di Era Digital
P. 41
abstrak dan memperluas pengalaman belajar (Listiawan,
2016).
Transformasi besar terjadi ketika media audio-
visual mulai masuk ke ruang kelas. Film pendidikan, radio,
dan televisi memperkenalkan dimensi baru dalam
pembelajaran: suara, gambar bergerak, dan narasi yang
lebih hidup. Media ini membawa pengalaman dari luar
kelas ke dalam ruang belajar, memicu imajinasi, serta
memperluas cakrawala peserta didik. Pada tahap ini,
paradigma belajar mulai bergerak dari sekadar chalk and
talk menuju pengalaman multisensoris yang lebih kaya.
Era digital membawa perubahan yang lebih
radikal. Komputer, internet, dan multimedia interaktif
membuka jalan bagi lahirnya media pembelajaran
berbasis e-learning. Learning Management System (LMS)
memberi keleluasaan bagi guru untuk merancang
kurikulum digital, memantau aktivitas belajar siswa, serta
menyediakan asesmen yang adaptif. Bagi siswa, LMS
menghadirkan fleksibilitas belajar anytime, anywhere,
memperluas akses ke sumber daya global, sekaligus
meningkatkan kemampuan kolaborasi lintas daerah dan
bahkan lintas negara (Nur Atikah, 2023; Prayogi, 2020).
Kini, evolusi media bergerak lebih jauh dengan
hadirnya teknologi imersif seperti Augmented Reality
(AR) dan Virtual Reality (VR). AR menghadirkan objek
virtual dalam dunia nyata, memungkinkan siswa
berinteraksi langsung dengan representasi tiga dimensi
dari konsep abstrak, seperti struktur atom, anatomi
tubuh, atau arsitektur tradisional. Sementara itu, VR
membawa siswa masuk ke dalam dunia simulatif yang
sepenuhnya imersif - misalnya, kunjungan virtual ke situs
sejarah, laboratorium sains, atau ekosistem hutan hujan.
Teknologi ini tidak hanya memperkaya pengalaman
belajar, tetapi juga menumbuhkan embodied cognition,

