Page 44 - Transformasi Media Pembelajaran Berbasis Kearifan Lokal di Era Digital
P. 44

ini,  media  tidak  lagi  sekadar  memperkuat  respons,
               melainkan  membantu  siswa  membangun  struktur
               pengetahuan yang lebih rapi dan bermakna.
                      Transformasi       semakin      nyata      ketika
               konstruktivisme  menjadi  paradigma  dominan.  Belajar
               dipahami  sebagai  proses  aktif  membangun  makna
               melalui  pengalaman  nyata.  Media  dalam  konteks  ini
               berfungsi  sebagai  jembatan  antara  dunia  nyata  dan
               pengetahuan yang dipelajari. Teknologi digital, simulasi,
               augmented  reality,  dan  virtual  reality  memungkinkan
               siswa  untuk  mengalami pembelajaran  secara langsung,
               kontekstual,  dan  imersif.  Guru  tidak  lagi  dipandang
               sebagai  satu-satunya  sumber  informasi,  tetapi  sebagai
               fasilitator  yang  mengorkestrasi  pengalaman  belajar
               sehingga  siswa  dapat  mengonstruksi  pemahaman
               mereka sendiri.
                      Kerangka  teori  tersebut  kemudian  diwujudkan
               dalam  model-model  pembelajaran  modern  yang  lebih
               sistematis.  Model  ASSURE  menekankan  pentingnya
               analisis peserta didik sebelum pemilihan media, sehingga
               media  benar-benar  relevan  dengan  kebutuhan,  gaya
               belajar, dan latar belakang siswa (Atikah, 2023). ADDIE
               memberikan ruang besar bagi inovasi media pada tahap
               pengembangan, misalnya dengan merancang buku digital
               interaktif  atau  video  animasi  yang  sesuai  tujuan
               pembelajaran.  Evaluasi  dalam  model  ini  memastikan
               bahwa media tidak hanya menarik secara visual, tetapi
               juga efektif dalam mencapai kompetensi yang ditetapkan
               (Mudrikah,  2022).  Sementara  itu,  Dick  &  Carey
               menempatkan       media    dalam     kerangka    sistem
               instruksional  yang  menyeluruh,  memastikan  bahwa
               pemilihan  media  selalu  selaras  dengan  analisis
               kebutuhan, strategi instruksional, dan  metode evaluasi.
               Dengan pendekatan ini, media bukan entitas yang berdiri
   39   40   41   42   43   44   45   46   47   48   49