Page 45 - Transformasi Media Pembelajaran Berbasis Kearifan Lokal di Era Digital
P. 45
sendiri, melainkan bagian integral dari keseluruhan
desain pembelajaran.
Keterkaitan antara teori, model instruksional, dan
efektivitas media tidak hanya berhenti pada tataran
konseptual, tetapi juga terbukti secara empiris. Penelitian
menunjukkan bahwa media digital berbasis
konstruktivisme mampu meningkatkan partisipasi siswa
dalam diskusi, melatih keterampilan berpikir kritis, dan
memperkuat kemampuan pemecahan masalah (Sirate,
2017). Pada tingkat sekolah dasar, komik digital terbukti
meningkatkan pemahaman bacaan sekaligus
menghubungkan siswa dengan nilai-nilai sosial budaya
dalam teks (Budiarti, 2016). Hal ini memperlihatkan
bahwa media yang dirancang berdasarkan teori belajar
tidak hanya berdampak pada ranah kognitif, tetapi juga
membentuk aspek afektif dan identitas kultural peserta
didik.
Dalam konteks global, penelitian Mishra dan
Koehler (2006) tentang TPACK (Technological
Pedagogical Content Knowledge) menegaskan
pentingnya integrasi teknologi dengan pemahaman
pedagogis dan penguasaan konten. Guru yang hanya
fokus pada teknologi cenderung menghasilkan media
yang menarik secara estetis namun dangkal secara
pedagogis. Sebaliknya, guru yang memahami teori belajar
sekaligus menguasai konten dan teknologi akan mampu
menghasilkan media yang benar-benar transformatif,
meningkatkan hasil belajar, dan menumbuhkan
kompetensi abad ke-21.
Keseluruhan uraian ini menunjukkan bahwa teori
belajar merupakan mesin utama yang menyulut lahirnya
inovasi media. Behaviorisme melahirkan media berbasis
stimulus-respon, kognitivisme menghasilkan media
pengorganisasi informasi, dan konstruktivisme membuka

