Page 40 - Transformasi Media Pembelajaran Berbasis Kearifan Lokal di Era Digital
P. 40
yang berpihak, manfaatnya tidak akan merata (Bond et al.,
2020).
Singkatnya, media pembelajaran memiliki dua
wajah: sebagai alat bantu bila dipakai tanpa teoritisasi dan
tujuan, dan sebagai kunci transformasi bila dirancang,
diintegrasikan, dan dinilai dengan teliti - menggabungkan
prinsip kognitif, praktik sosial, dan sensitivitas budaya.
Menganggap media hanya sebagai dekorasi teknologi
akan menghasilkan hasil pembelajaran yang datar.
Sebaliknya, ketika media ditempatkan dalam kerangka
pedagogi yang kuat dan kontekstual, ia mampu menjadi
penggerak perubahan yang memadukan penguasaan
kompetensi abad ke-21 dengan penguatan akar budaya.
2. Dari Papan Tulis ke Augmented Reality:
Evolusi Media Pendidikan
Jika pada bagian sebelumnya media dipahami
sebagai kunci transformasi, maka salah satu cara terbaik
untuk melihat kekuatan media adalah menelusuri
bagaimana ia berevolusi sepanjang sejarah pendidikan.
Evolusi media pembelajaran tidak sekadar mencatat
perubahan bentuk alat, tetapi juga mencerminkan
pergeseran paradigma pendidikan, dari model instruksi
satu arah menuju pengalaman belajar yang interaktif,
adaptif, dan kontekstual.
Perjalanan media dimulai dari papan tulis dan
papan flanel yang sederhana, yang berfungsi sebagai
sarana komunikasi visual paling awal antara guru dan
murid. Kehadiran alat peraga fisik seperti peta, model tiga
dimensi, atau benda konkret lainnya, memperkaya
representasi pengetahuan dengan memanfaatkan indera
visual dan kinestetik. Pada tahap ini, pembelajaran masih
berpusat pada guru, namun media sudah mulai
memainkan peran penting dalam memperjelas konsep

