Page 38 - Transformasi Media Pembelajaran Berbasis Kearifan Lokal di Era Digital
P. 38
tidak boleh diabaikan; konten harus otentik,
menghormati hak budaya, dan melibatkan pemilik
budaya dalam proses produksi agar tidak terjadi
simplifikasi atau komodifikasi tradisi.
Dari sisi bukti praktik di Indonesia, inovasi media
telah menunjukkan hasil yang menggembirakan.
Pengembangan digital book interaktif untuk mahasiswa
teknologi pendidikan menunjukkan peningkatan capaian
pembelajaran tanpa memerlukan infrastruktur mahal
(Mawarni, 2017). Penggunaan komik digital pada
pembelajaran membaca di SD terbukti meningkatkan
motivasi dan pemahaman bacaan (Budiarti, 2016). Studi-
studi lokal lain juga melaporkan keberhasilan AR/VR
sederhana untuk simulasi IPA yang membuat konsep
abstrak menjadi lebih kongkrit dan mudah dipahami
(Nurdyansyah, 2019). Temuan-temuan ini menegaskan
bahwa media yang dirancang kontekstual - menautkan
pengalaman lokal dan kebutuhan kognitif siswa - mampu
mengangkat kualitas pembelajaran.
Namun, kekuatan media tidak otomatis menjamin
transformasi. Ada beberapa kesalahan desain dan
implementasi yang sering muncul: (1) penggunaan
teknologi sebagai gimmick tanpa tujuan instruksional
jelas; (2) konten digital yang terputus dari konteks lokal
sehingga terasa asing bagi siswa; (3) desain yang
melanggar prinsip kognitif (mis. overload multimedia)
sehingga menurunkan efektivitas; dan (4) kesenjangan
akses yang membuat inovasi hanya dinikmati sebagian
siswa. Menghindari perangkap ini mensyaratkan
perencanaan yang terintegrasi - penyusunan tujuan yang
jelas, pemilihan media sesuai karakter peserta didik, serta
pelatihan guru untuk merancang dan mengevaluasi
produk media.

