Page 54 - Transformasi Media Pembelajaran Berbasis Kearifan Lokal di Era Digital
P. 54

sebagai  pengalaman  naratif:  siswa  memasuki  ruang
               virtual yang merekonstruksi konteks sejarah, mengikuti
               alur  cerita  tokoh,  melakukan  “wawancara”  virtual  atau
               mengumpulkan  artefak  digital  sebagai  bukti,  dan
               kemudian dihadapkan pada tugas interpretatif - misalnya
               menulis esai reflektif yang menghubungkan pengalaman
               virtual dengan narasi lokal yang disampaikan oleh tokoh
               atau  narasumber  komunitas.  Peran  guru  di  sini  sangat
               penting  sebagai  pembingkai  -  menyiapkan  konteks
               budaya, memfasilitasi diskusi kritis setelah sesi VR, dan
               mengaitkan  pengalaman  dengan  kearifan  lokal  agar
               pembelajaran  menjadi  relevan  dan  menghormati
               otentisitas budaya (Listiawan, 2016).

                      Digital storytelling dan pembuatan komik digital
               di  SD  memperlihatkan  dinamika  partisipasi  yang
               mendalam.  Ketika  siswa  diberi  tugas  membuat  narasi
               berbasis tradisi setempat  - wali cerita lokal, legenda desa,
               atau praktik pertanian - mereka diajak menggali sumber
               lisan  di  rumah  atau  komunitas,  menulis  naskah,
               menggambar  panel,  menambahkan  suara  narasi,  dan
               mempublikasikan  produk  ke  platform  kelas  atau
               pameran sekolah. Proses ini memperkuat keterampilan
               literasi,  kolaborasi,  dan  rasa  kepemilikan  budaya;  hasil
               kajian menunjukkan kenaikan motivasi membaca serta
               pemahaman teks yang lebih kontekstual (Budiarti, 2016).
                      Game-based learning untuk matematika di tingkat
               SMP  tidak  hanya  soal  gamifikasi  kuis.  Desain  yang
               berhasil menggabungkan elemen tantangan, umpan balik
               instan, dan skenario problem solving yang relevan dengan
               kehidupan  sehari-hari  (misalnya  mengelola  anggaran
               proyek  sekolah  atau  merancang  bangunan  sederhana)
               menghasilkan  peningkatan  capaian  belajar  dan  sikap
               positif  terhadap  matematika  karena  siswa  melihat
               aplikasi nyata konsep yang dipelajari (Lagmay, 2024). Di
   49   50   51   52   53   54   55   56   57   58   59