Page 175 - EBOOK_Sejarah Islam di Nusantara
P. 175

154  —  ORIENTALISME DIGUNAKAN


          konf ik  yang  barangkali  melibatkan  gelar  dan  kompensasi  yang  besar  bagi
          dirinya. Salim dan Ja’far, sebaliknya, berasal dari keluarga yang menguasai
          Pontianak dalam kemitraan saling menghargai dengan Belanda sejak 1770.
              Sebelum  ke  Mekah,  Snouck  menyibukkan  diri  di  Jeddah  dengan
          mewawancarai dan memfoto jemaah haji sembari aktif berkonsultasi dengan
          Aboe  Bakar.  Juga  terlihat  bahwa  koneksi  sosial  dan  kecendekiawanan
          yang lebih baik diperoleh melalui jejaring Aboe Bakar. Setidaknya seorang
          cendekiawan  terkemuka,  ‘Abdallah  al-Zawawi,  termasuk  di  antara  para
          pembimbing Snouck. Selain itu, ‘Abdallah dan ayahnya, Muhammad Salih
          al-Zawawi yang termasyhur, berhubungan dekat dengan keluarga al-Qadri
          (Ja’far bahkan tinggal di rumah yang sama dengan ‘Abdallah) dan melayani
          sebuah komunitas Jawi yang oleh Ja’far dianggap “tidak memiliki ulama yang
          sebenarnya”. 30
              ‘Abdallah  dilahirkan  di  Mekah  pada  1850.  Dia  tumbuh  dewasa  dan
          dididik  di  rumah.  Walaupun  begitu,  keunggulan  ilmunya  diakui  ketika
                                                                         31
          pada 1870-an dia dianugerahi posisi sebagai pengajar di Masjid al-Haram.
          ‘Abdallah memiliki hubungan dengan Dinasti Pontianak, yang begitu jelas
          mendukung  pemerintahan  Belanda  dan  mendapatkan  perlakuan  serupa.
          Dia  juga  berhubungan  dengan  Kesultanan  Riau,  yang  sedang  berusaha
          mencegah aneksasi Belanda. Muhammad Salih bahkan mengunjungi Riau
          sekitar 1883 dan di sana menulis sebuah karya pendek mengenai pelajaran
          Suf  untuk Mujaddidiyyah.  Ketika di Riau, Muhammad Salih mengalihkan
                                 32
          orientasi istana dari ajaran-ajaran Khalidi yang telah diperkenalkan Isma‘il al-
          Minankabawi pada 1850-an.
              Di Mekah pada 1885 ‘Abdallah sibuk melatih murid-muridnya mencapai
          tingkatan yang dipersyaratkan sebelum sang ayah menerima mereka menjadi
          murid. Snouck, yang koleksi edisi-edisi teks Barat-nya dikagumi, belum siap
          menjalani tahapan tersebut pada tahun itu.  Tak diragukan lagi hingga tingkat
                                             33
          tertentu langkahnya terhalang oleh sinismenya terhadap banyak kelompok
          yang beberapa waktu lalu dia gambarkan sebagai parasit. Kemungkinan besar
          dia tetap berada di pinggiran upacara-upacara Suf , mengamati perilaku para
          peserta sembari berusaha tetap tak menarik perhatian. Kita melihat sebuah
          petunjuk mengenai hal ini dalam entri catatan hariannya tentang ritual shalat
          berjemaah memohon hujan di Jeddah pada Desember 1884. Seperti dikenang
          Snouck,  “Saya  bisa  menyaksikan  semua  ini  dari  jarak  sangat  dekat.  Saya
          ditemani Ra[den] Aboe Bakar, seorang teman, dan pelayan. Tak ada seorang
          pun yang menyadari kehadiran saya, bahkan tidak anak-anak sekolah yang
          bernyanyi dan berteriak-teriak selama çalāt [shalat] di tengah-tengah barisan
          orang-orang suci.” 34
              Perjalanan Snouck ke Mekah bermula di sebuah sekedup di punggung
          unta pada 21 Januari. Dengan mengadopsi nama muslim “‘Abd al-Ghaf ar”,
   170   171   172   173   174   175   176   177   178   179   180